Sabtu, 14 Januari 2012

Filsafat Ilmu

ONTOLOGI

Pengertian Ontologi

Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimankah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).

Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.

Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani : On = being, dan Logos = logic. Jadi ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan, ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal.
1.       Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2.       Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
1.       Monoisme
Paham ini mengangggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hnayalah satu saja, tidak mungkin dua.
a.       Materialisme
      Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani.

b.      Idealisme
Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme yang dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedang spiritualisme berarti serba ruh.

2.       Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.

3.       Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.

4.       Nihilisme
Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.

5.       Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.

Ontologi Matematika
Ontologi adalah teori mengenai apa yang ada. Ontologi mempersoalkan cakupan dari pernyataan matematika (suatu dunia yang nyata atau bukan). Dalam geometri dikenal aksioma melalui 2 buah titik dapat ditarik sebuah garis lurus, tetapi dalam dunia pengalaman manusia tidak pernah dapat dijumpai titik dan garis dalam arti secara harafiah.

Namun, pandangan realisme empirik menjawab bahwa cakupan merupakan suatu realitas. Eksistensi dari entitas-entitas matematika juga menjadi bahan pemikiran filsafat. Suatu hal lagi yang merupakan problem yang juga berhubungan ialah apakah matematika ditemukan oleh manusia atau diciptakan oleh budinya. Pendapat yang menganggap matematika sebagai suatu penemuan mengandung arti bahwa aksioma-aksioma matematika merupakan kebenaran mesti yang sudah ada lebih dulu di luar pengaruh manusia.
Jadi, matematika ditinjau dari aspek ontologi, dimana aspek ontologi telah menggaris bawahi bahwa pandangan ini mengkaji bagaimana mencari inti yang  cermat dari setiap kenyataan yang ditemukan, membahas apa yang kita ingin ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental. Dari pandangan tersebut maka kami mempunyai pendapat bahwa matematika bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian dalam bahasa verbal. Dalam operasionalnya matematika merupakan rangkaian simbol atau lambang yang fungsinya dikembalikan pemaknaan yang diberikan padanya. Matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat dan terbebas dari emosi. Matematika juga merupakan alat komunikasi ilmiah dalam ilmu pengetahuan. Dengan matematika kita diajarkan berpikir logis sistematis, matematika adalah lambang kedewasaan logika dan logika adalah masa kecil matematika. Matematika berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal
.
Ontologi dalam struktur Ilmu, Posisi dan Peran Pentingnya
Ontologi menempati posisi yang demikian pentingnya karena ia menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah terletak “Undang-Undang Dasarnya” dunia ilmu.
Fenomena ilmu adalah bagaikan fenomena gunung es di tengah lautan, dimana yang nampak oleh panca indera kita hanyalah sebuah kerucut biasa yang tidak begitu besar namun jika kita selami ke dalamnya maka akan tampak fenomena lain yang luar biasa dimana ternyata kerucut yang terlihat biasa itu merupakan puncak dari sebuah gunung yang dasarnya jauh di dalam lautan
Begitulah dunia ilmu, ilmu yang terlihat oleh kita dan yang ada dalam benak kita ternyata hanyalah permukaan (terapan) saja dari sebuah dunia yang begitu luas yaitu dunia paradigma atau dunia landasan ilmu. Ya, ilmu yang kita nikmati saat ini.

Ontologi sebagai landasan terdasar dari ilmu adalah dunia yang jarang dikaji karena keberadaannya yang nyaris tak terlintas di benak sebagian besar para pengguna ilmu. Pada lapisan ontologilah diletakkannya “undang-undang dasar” dunia ilmu oleh para pendiri sains modern pada masa Renaisans yang merupakan penentu dari “hendak dibentuk seperti apakah ilmu yang akan dibangun ini”, “ke tujuan manakah ilmu in diarahkan” dalam konteks sebagai alat untuk membangun peradaban maka “peradaban seperti apakah yang ingin diwujudkan” dan “sebenarnya sedang menuju ke arah manakah kita (ummat manusia) dengan menunggang sains modern saat ini.

REFERENSI
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, ctk. Pertama. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
 ---------.2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, ctk. Keempat. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Suriasumantri,  Jujun. S, 1998.  filsafat ilmu, Pustaka Sinar Harapan: Jakarta


ONTOLOGI

Pengertian Ontologi

Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimankah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).

Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.

Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani : On = being, dan Logos = logic. Jadi ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan, ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal.
1.       Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2.       Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
1.       Monoisme
Paham ini mengangggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hnayalah satu saja, tidak mungkin dua.
a.       Materialisme
      Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani.

b.      Idealisme
Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme yang dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedang spiritualisme berarti serba ruh.

2.       Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.

3.       Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.

4.       Nihilisme
Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.

5.       Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.

Ontologi Matematika
Ontologi adalah teori mengenai apa yang ada. Ontologi mempersoalkan cakupan dari pernyataan matematika (suatu dunia yang nyata atau bukan). Dalam geometri dikenal aksioma melalui 2 buah titik dapat ditarik sebuah garis lurus, tetapi dalam dunia pengalaman manusia tidak pernah dapat dijumpai titik dan garis dalam arti secara harafiah.

Namun, pandangan realisme empirik menjawab bahwa cakupan merupakan suatu realitas. Eksistensi dari entitas-entitas matematika juga menjadi bahan pemikiran filsafat. Suatu hal lagi yang merupakan problem yang juga berhubungan ialah apakah matematika ditemukan oleh manusia atau diciptakan oleh budinya. Pendapat yang menganggap matematika sebagai suatu penemuan mengandung arti bahwa aksioma-aksioma matematika merupakan kebenaran mesti yang sudah ada lebih dulu di luar pengaruh manusia.
Jadi, matematika ditinjau dari aspek ontologi, dimana aspek ontologi telah menggaris bawahi bahwa pandangan ini mengkaji bagaimana mencari inti yang  cermat dari setiap kenyataan yang ditemukan, membahas apa yang kita ingin ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental. Dari pandangan tersebut maka kami mempunyai pendapat bahwa matematika bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian dalam bahasa verbal. Dalam operasionalnya matematika merupakan rangkaian simbol atau lambang yang fungsinya dikembalikan pemaknaan yang diberikan padanya. Matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat dan terbebas dari emosi. Matematika juga merupakan alat komunikasi ilmiah dalam ilmu pengetahuan. Dengan matematika kita diajarkan berpikir logis sistematis, matematika adalah lambang kedewasaan logika dan logika adalah masa kecil matematika. Matematika berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal
.
Ontologi dalam struktur Ilmu, Posisi dan Peran Pentingnya
Ontologi menempati posisi yang demikian pentingnya karena ia menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah terletak “Undang-Undang Dasarnya” dunia ilmu.
Fenomena ilmu adalah bagaikan fenomena gunung es di tengah lautan, dimana yang nampak oleh panca indera kita hanyalah sebuah kerucut biasa yang tidak begitu besar namun jika kita selami ke dalamnya maka akan tampak fenomena lain yang luar biasa dimana ternyata kerucut yang terlihat biasa itu merupakan puncak dari sebuah gunung yang dasarnya jauh di dalam lautan
Begitulah dunia ilmu, ilmu yang terlihat oleh kita dan yang ada dalam benak kita ternyata hanyalah permukaan (terapan) saja dari sebuah dunia yang begitu luas yaitu dunia paradigma atau dunia landasan ilmu. Ya, ilmu yang kita nikmati saat ini.

Ontologi sebagai landasan terdasar dari ilmu adalah dunia yang jarang dikaji karena keberadaannya yang nyaris tak terlintas di benak sebagian besar para pengguna ilmu. Pada lapisan ontologilah diletakkannya “undang-undang dasar” dunia ilmu oleh para pendiri sains modern pada masa Renaisans yang merupakan penentu dari “hendak dibentuk seperti apakah ilmu yang akan dibangun ini”, “ke tujuan manakah ilmu in diarahkan” dalam konteks sebagai alat untuk membangun peradaban maka “peradaban seperti apakah yang ingin diwujudkan” dan “sebenarnya sedang menuju ke arah manakah kita (ummat manusia) dengan menunggang sains modern saat ini.

REFERENSI
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, ctk. Pertama. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
 ---------.2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, ctk. Keempat. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Suriasumantri,  Jujun. S, 1998.  filsafat ilmu, Pustaka Sinar Harapan: Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar