Kamis, 12 Januari 2012

Modul KPD (2.9)

KODE ETIK PELATIH PEMBINA PRAMUKA


I.          PENDAHULUAN
1.       Pelatih Pembina Pramuka adalah seorang Pembina Pramuka Mahir yang telah menyelesaikan Kursus Pelatih dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya menjadi seorang pelatih sehingga mendapat kewenangan untuk melatih pada kursus atau pelatihan yang diselenggarakan Gerakan Pramuka.

2.       Peran dan tanggung jawab Pelatih Pembina Pramuka, antara lain:
a.      Memberikan rangsangan pada pembina pramuka untuk selalu belajar.
b.      Memberikan dukungan kemudahan pada proses belajar mengajar dalam suatu pelatihan/kursus.
c.       Membantu menemukan solusi atas masalah yang dihadapi Pembina.
d.      Konsultan manajemen kepramukaan.
e.       Nara sumber.
f.       Sebagai kepanjangan tangan Kwartir.

3.      Dengan peran dan tugas sebagaimana tersebut diatas para Pelatih Pembina Pramuka yang memiliki Amsal (Semboyan) IKHLAS BAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA.
         Ikhlas adalah berbuat sesuatu dengan tulus hati dan tidak mengharapkan balasan. Bina bangsa adalah membina anak-anak dan pemuda Indonesia dan juga mendidik anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka lainnya, agar berbuat seperti dirinya yakni “ber budi” yakni banyak memberikan budi baik atau kebajikan bagi orang lain. Bawalaksana, adalah menepati janji, atau dengan kata lain “satunya kata dan perbuatan”.
        
         Sungguh pun amsal yang dimiliki sangat hebat dan luhur namun kiranya masih diperlukan Kode Etik Pelatih Pembina Pramuka, yang merupakan norma dan asas para pelatih Pembina Pramuka sebagai landasan dan tolok ukur tingkah lakunya.
         
II.         MATERI POKOK
1.       Kode Etik Pelatih Pembina Pramuka disusun dengan maksud agar harkat dan nilai serta kewibawaan seorang Pelatih tetap dapat dijunjung tinggi dan dipertahankan oleh pelatih itu sendiri.

2.       Dengan memiliki kode etik, para Pelatih Pembina Pramuka akan selalu berusaha mengendalikan diri dan berjiwa besar, dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam setiap penampilannya sebagai seorang Pelatih.

3.       Seyogyanya kode etik disusun oleh kelompok Pelatih itu sendiri sesuai dengan kondisi setempat.  Secara garis besar kode etik Pelatih Pembina Pramuka (masih dapat dikembangkan lagi) sebagai berikut:
a.      Kepribadian seorang Pelatih Pembina Pramuka
1)      iman dan takwa kepada Tuhan YME.
2)      punya jiwa kepemimpinan.
3)      bersikap simpatik.
4)      berdisiplin.
5)      bijaksana.
6)      jujur.
7)      sabar.
8)      ulet.
9)      penuh dedikasi.
10)   rajin.
11)   tangguh.
12) mandiri.
13) memiliki keterampilam  bergaul.
14)   supel.
13)   penuh rasa kekeluargaan/pesaudaraan.
14)   innovator.
15)   agen pembaharuan.
16)   ihklas.
17)   selalu siap membantu/menolong sesama dalam mengatasi masalah.
18) cerdas.
19) sehat.

b.      Sikap seorang pelatih dalam melaksanakan tugas melatih:
1)      selalu  siap melaksanakan tugas.
2)      menghayati dan menguasai materi yang disajikan.
3)      kaya dengan keterampilan kepramukaan.
4)      memiliki multi metoda dan dapat menggunakannya dengan baik.
5)      penjelasannya mudah dipahami dan sistematis.
6)      mampu menggunakan alat bantu dan alat peraga.
7)      saling membantu dan bertukar pikiran dengan sesama pelatih.
8)      mampu menyajikan pelajaran secara menarik dan menyenangkan.
9)      bersama para peserta kursus/pelatihan, pelatih mampu menciptakan suasana mempraktekkan apa yang dibicarakan. (kita belajar 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan).
10)   menunjukkan bahwa dia seorang pelatih yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

4.       Yang harus dihindari oleh Pelatih Pembina Pramuka
a.      Sikap yang harus dihindari oleh Pelatih Pembina Pramuka, diantaranya:
1)      panik dan tidak tenang dalam menghadapi orang banyak.
2)      menutupi diri.
3)      arogan/sombong.
4)      kurang peduli terhadap masalah  yang dihadapi Pembina.
5)      merasa  paling mengetahui.
6)      tidak mau menerima pembaharuan-pembaharuan
7)      enggan membaca kepustakaan tentang perkembangan pendidikan.
8)      pengetahuan yang dimiliki hanya untuk dirinya sendiri.
9)      kurang koordinasi dengan kwartirnya.

b.      Sikap yang harus dihindari oleh Pelatih Pembina Pramuka ketika melatih, di antaranya:
1)      mengajar dengan satu arah/monolog.
2)      tidak menggunakan alat bantu dan peraga.
3)      serta-merta tanpa persiapan.
4)      pendapatnya terkesan bertentangan dengan pelatih lain.
5)      terlalu banyak menggunakan istilah asing yang kurang tepat.
6)      memiliki kebiasaan tertentu yang dapat menggangu proses belajar mengajar (mannerism), misalnya:
-     sering mengucapkan .........ek, em, ya kan .......... dll
-     apa itu ......., anu .............. dsb
-     sering menggeleng-gelengkan kepala, memasukkan tangan ke kantong celana, dsb.
7)      memotong dan mematikan pendapat peserta pelatihan lain.
8)      kurang dapat menerima pendapat orang lain  yang tidak sesuai dengan pendapatnya.

III.         PENUTUP
             Sebagai norma/tata nilai, Kode Etik Pelatih Pembina Pramuka hendaknya disusun bersama oleh para pelatih (se Kwartir) sehingga akan menjadi pengendali pelatih dalam melaksanakan tugasnya, dan tetap terjalinnya rasa kebersamaan dan persaudaraan antar pelatih.

KEPUSTAKAAN
1.         Bahan Pokok KPD 4, Kwarnas Gerakan Pramuka. 1987
2.         Dryden, Gordon   &  dr. Jeannette Voc   Mei 2002. Revolusi   Cara   belajar (The Learning Revolusian). Bandung. Kaifa.


KODE ETIK PELATIH PEMBINA PRAMUKA


I.          PENDAHULUAN
1.       Pelatih Pembina Pramuka adalah seorang Pembina Pramuka Mahir yang telah menyelesaikan Kursus Pelatih dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya menjadi seorang pelatih sehingga mendapat kewenangan untuk melatih pada kursus atau pelatihan yang diselenggarakan Gerakan Pramuka.

2.       Peran dan tanggung jawab Pelatih Pembina Pramuka, antara lain:
a.      Memberikan rangsangan pada pembina pramuka untuk selalu belajar.
b.      Memberikan dukungan kemudahan pada proses belajar mengajar dalam suatu pelatihan/kursus.
c.       Membantu menemukan solusi atas masalah yang dihadapi Pembina.
d.      Konsultan manajemen kepramukaan.
e.       Nara sumber.
f.       Sebagai kepanjangan tangan Kwartir.

3.      Dengan peran dan tugas sebagaimana tersebut diatas para Pelatih Pembina Pramuka yang memiliki Amsal (Semboyan) IKHLAS BAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA.
         Ikhlas adalah berbuat sesuatu dengan tulus hati dan tidak mengharapkan balasan. Bina bangsa adalah membina anak-anak dan pemuda Indonesia dan juga mendidik anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka lainnya, agar berbuat seperti dirinya yakni “ber budi” yakni banyak memberikan budi baik atau kebajikan bagi orang lain. Bawalaksana, adalah menepati janji, atau dengan kata lain “satunya kata dan perbuatan”.
        
         Sungguh pun amsal yang dimiliki sangat hebat dan luhur namun kiranya masih diperlukan Kode Etik Pelatih Pembina Pramuka, yang merupakan norma dan asas para pelatih Pembina Pramuka sebagai landasan dan tolok ukur tingkah lakunya.
         
II.         MATERI POKOK
1.       Kode Etik Pelatih Pembina Pramuka disusun dengan maksud agar harkat dan nilai serta kewibawaan seorang Pelatih tetap dapat dijunjung tinggi dan dipertahankan oleh pelatih itu sendiri.

2.       Dengan memiliki kode etik, para Pelatih Pembina Pramuka akan selalu berusaha mengendalikan diri dan berjiwa besar, dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam setiap penampilannya sebagai seorang Pelatih.

3.       Seyogyanya kode etik disusun oleh kelompok Pelatih itu sendiri sesuai dengan kondisi setempat.  Secara garis besar kode etik Pelatih Pembina Pramuka (masih dapat dikembangkan lagi) sebagai berikut:
a.      Kepribadian seorang Pelatih Pembina Pramuka
1)      iman dan takwa kepada Tuhan YME.
2)      punya jiwa kepemimpinan.
3)      bersikap simpatik.
4)      berdisiplin.
5)      bijaksana.
6)      jujur.
7)      sabar.
8)      ulet.
9)      penuh dedikasi.
10)   rajin.
11)   tangguh.
12) mandiri.
13) memiliki keterampilam  bergaul.
14)   supel.
13)   penuh rasa kekeluargaan/pesaudaraan.
14)   innovator.
15)   agen pembaharuan.
16)   ihklas.
17)   selalu siap membantu/menolong sesama dalam mengatasi masalah.
18) cerdas.
19) sehat.

b.      Sikap seorang pelatih dalam melaksanakan tugas melatih:
1)      selalu  siap melaksanakan tugas.
2)      menghayati dan menguasai materi yang disajikan.
3)      kaya dengan keterampilan kepramukaan.
4)      memiliki multi metoda dan dapat menggunakannya dengan baik.
5)      penjelasannya mudah dipahami dan sistematis.
6)      mampu menggunakan alat bantu dan alat peraga.
7)      saling membantu dan bertukar pikiran dengan sesama pelatih.
8)      mampu menyajikan pelajaran secara menarik dan menyenangkan.
9)      bersama para peserta kursus/pelatihan, pelatih mampu menciptakan suasana mempraktekkan apa yang dibicarakan. (kita belajar 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan).
10)   menunjukkan bahwa dia seorang pelatih yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

4.       Yang harus dihindari oleh Pelatih Pembina Pramuka
a.      Sikap yang harus dihindari oleh Pelatih Pembina Pramuka, diantaranya:
1)      panik dan tidak tenang dalam menghadapi orang banyak.
2)      menutupi diri.
3)      arogan/sombong.
4)      kurang peduli terhadap masalah  yang dihadapi Pembina.
5)      merasa  paling mengetahui.
6)      tidak mau menerima pembaharuan-pembaharuan
7)      enggan membaca kepustakaan tentang perkembangan pendidikan.
8)      pengetahuan yang dimiliki hanya untuk dirinya sendiri.
9)      kurang koordinasi dengan kwartirnya.

b.      Sikap yang harus dihindari oleh Pelatih Pembina Pramuka ketika melatih, di antaranya:
1)      mengajar dengan satu arah/monolog.
2)      tidak menggunakan alat bantu dan peraga.
3)      serta-merta tanpa persiapan.
4)      pendapatnya terkesan bertentangan dengan pelatih lain.
5)      terlalu banyak menggunakan istilah asing yang kurang tepat.
6)      memiliki kebiasaan tertentu yang dapat menggangu proses belajar mengajar (mannerism), misalnya:
-     sering mengucapkan .........ek, em, ya kan .......... dll
-     apa itu ......., anu .............. dsb
-     sering menggeleng-gelengkan kepala, memasukkan tangan ke kantong celana, dsb.
7)      memotong dan mematikan pendapat peserta pelatihan lain.
8)      kurang dapat menerima pendapat orang lain  yang tidak sesuai dengan pendapatnya.

III.         PENUTUP
             Sebagai norma/tata nilai, Kode Etik Pelatih Pembina Pramuka hendaknya disusun bersama oleh para pelatih (se Kwartir) sehingga akan menjadi pengendali pelatih dalam melaksanakan tugasnya, dan tetap terjalinnya rasa kebersamaan dan persaudaraan antar pelatih.

KEPUSTAKAAN
1.         Bahan Pokok KPD 4, Kwarnas Gerakan Pramuka. 1987
2.         Dryden, Gordon   &  dr. Jeannette Voc   Mei 2002. Revolusi   Cara   belajar (The Learning Revolusian). Bandung. Kaifa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar