Minggu, 01 Januari 2012

Spirit 50 Tahun Gerakan Pramuka



Oleh : Muhammad Aslam
( Pembina Pramuka SMP 5 Solo )
Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka yang direvitalisasi sejak tahun 2006 sudah menunjukkan progres report atau kemajuan yang signifikan. Salah satunya adalah meningkatkan payung hukumnya menjadi Undang-Undang yaitu UU No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dari payung hukum sebelumnya berupa Keputusan Presiden No.238/1961 tentang Gerakan Pramuka.
Dengan adanya payung hukum setingkat Undang-Undang maka menjadi penegasan bahwa Gerakan Pramuka adalah satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia yang mampu membentuk karakter bangsa yang kuat dan tangguh. Selain itu, Gerakan Pramuka memiliki sejarah panjang dan idealisme tinggi yang sempat menjadi idola kaum muda. Gerakan Pramuka sejatinya merupakan pendidikan karakter dan kepribadian yang disebut nation and character building.
Jati diri Gerakan Pramuka bukan sekedar mengenakan seragam cokelat lengkap dengan atributnya, namun terdapat makna khusus di balik itu semua. Gerakan Pramuka yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan bekal positif bagi kaum muda diluar lingkungan keluarga dan di luar lingkungan sekolah.
Gerakan Pramuka adalah sebuah cara atau metode untuk mendidik generasi muda secara interaktif, progresif, dan sepanjang hayat yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, terencana, terarah, dan berkesinambungan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi perkembangan peserta didik dan masyarakat.
Dalam pandangan psikolog Mirandan Zafriel (2008), Gerakan Pramuka dirancang untuk menunjang perkembangan peserta didik khususnya life skill atau keterampilan hidup yang disesuaikan dengan usianya. Peserta didik akan belajar banyak hal dari Gerakan Pramuka antara lain nilai seni, sosial, ekonomi, dan sebagainya.
Sesuai dengan perkembangan peserta didik artinya disesuaikan dengan tingkat pendidikan seperti usia 6-10 tahun adalah Pramuka Siaga yang senang bemain, usia 11-15 tahun Pramuka Penggalang yang bersemangat untuk berlomba dan berkompetisi, usia 16-20 Pramuka Penegak dan usia 21-24 tahun Pramuka Pandega yang berpikir untuk memecahkan masalah. Metode yang digunakan bukan pendidikan klasikal di dalam kelas, tetapi praktis, beregu, dan dilaksanakan di luar kelas.
Sarino, seorang mahasiswa Jurusan PPKn FKIP UMS merilis penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PPKn terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun akademik 2007. (http://etd.eprints.ums.ac.id)
Dalam penelitian tersebut, Sarino mengambil populasi sebanyak 50 orang mahasiswa. Dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 30 mahasiswa, menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PPKn terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun akademik 2007. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengikuti kegiatan pramuka mempunyai peran yang besar dan secara efektif mempengaruhi sikap nasionalisme yang dimiliki mahasiswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti kegiatan pramuka dan semakin tinggi intensitas mahasiswa dalam mempelajari materi PPKn, akan menyebabkan semakin tinggi pula kecenderungan seorang mahasiswa memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain mengikuti kegiatan pramuka dan materi Pelajaran PPKn merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi sikap nasionalisme bagi mahasiswa.
Dengan aktif mengikuti kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan secara menarik, menantang, edukatif dan rekreatif diharapkan akan mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin kompleks, sehingga bangsa Indonesia dapat mengantisipasi berbagai masalah sosial dan dapat berperan aktif untuk mencegah tersebar luasnya berbagai masalah sosial kaum muda.
Tanda-tanda kemunduran sebuah bangsa menurut Thomas Lickona antara lain meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba; seks bebas dan alkohol; kaburnya pedoman moral baik dan buruk; rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru; ketidakjujuran yang telah membudaya; rendahnya rasa tanggungjawab baik sebagai individu dan warganegara dan lain sebagainya.
Gerakan Pramuka memberikan warna pada setiap elemen bangsa untuk berposisi sebagai patriot sejati di manapun berada. Untuk menjadi patriot bangsa, tidak harus menjadi pemimpin bangsa seperti presiden, menteri, gubernur, bupati/wali kota, anggota DPR pusat atau daerah, dan sebagainya.
Tetapi setiap warga negara berkewajiban untuk mengabdikan seluruh potensi dan kemampuannya secara total demi tercapainya kemajuan bangsa. Pengaktualisasi kemampuan diri, kredibilitas, intelektualitas, dan spiritualitas yang dimiliki warga negara agar Indonesia menjadi bangsa yang unggul dan diperhitungkan pengaruhnya di dunia internasional.
Banyak kegiatan dari Gerakan Pramuka yang bisa menjadi pilihan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik. Misalnya pendidikan di alam terbuka atau bounding. Salah satunya adalah mengajak peserta didik mengenal lebih dekat dengan lingkungan alam dengan berkemah.
Melalui berkemah, peserta didik dapat memperoleh pendidikan yang terintergrasi dan lengkap seperti kemandirian, kerjasama, kreatifitas, kepekaan sosial, keterampilan hidup, tanggung jawab, dan pembentukan karakter positif lainnya. Selain itu, dalam Gerakan Pramuka setiap peserta didik juga dituntut belajar menjadi pemimpin dan yang dipimpin. Sehingga peserta didik terbiasa bermusyawarah sebelum mengambil keputusan yang cerdas dan tepat serta bertanggung jawab saat mendapatkan tugas dari pemimpinnya. Nilai-nilai positif itulah yang disadari atau tidak akan terus berpengaruh terhadap peserta didik hingga dewasa.
Melalui Gerakan Pramuka yang menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara, sesama hidup, dan diri sendiri seperti yang tercantum dalam Kode Kehormatan Tri Satya dan Dasa Darma maka peserta didik akan dapat dibentuk karakter, kepribadian, dan budi pekerti yang dapat diandalkan sebagai generasi muda penerus bangsa pada masa depan.
Untuk itu, pemantapan gugus depan berbasis sekolah dan pengembangan gugus depan berbasis wilayah agar aktivitas dan kedudukan Gerakan Pramuka semakin kuat dan diperhitungkan. Ditambah program kegiatan yang berorientasi pada pembentukan karakter yang tangguh, peningkatan semangat bela negara, patriotisme, dan nasionalisme serta pengembangan kreativitas dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Selain itu, pemantapan tekat seluruh anggota Pramuka sebagai warga negara Indonesia untuk menjadi sebuah janji dalam mewujudkan rakyat yang sehat, cerdas, dan sejahtera. Sehingga Gerakan Pramuka diharapkan mampu lebih melahirkan kader-kader muda yang berkualitas dalam aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya bagi kemajuan bangsa, negara, dan persudaraan antar bangsa.
Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, kader-kader muda harus disiapkan kemampuan survival-nya dan mampu berkompetisi di tengah persaingan global melalui Gerakan Pramuka. Seperti yang dilakukan oleh Lord Baden-Powell dalam mempersiapkan generasi muda Inggris pada jamannya, sehingga bangsa Inggris menjadi unggul dan terdepan diantara bangsa-bangsa lain saat itu.
Dirgahayu Gerakan Pramuka Indonesia. Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia 


Spirit 50 Tahun Gerakan Pramuka
Oleh : Muhammad Aslam
( Pembina Pramuka SMP 5 Solo )
Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka yang direvitalisasi sejak tahun 2006 sudah menunjukkan progres report atau kemajuan yang signifikan. Salah satunya adalah meningkatkan payung hukumnya menjadi Undang-Undang yaitu UU No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dari payung hukum sebelumnya berupa Keputusan Presiden No.238/1961 tentang Gerakan Pramuka.
Dengan adanya payung hukum setingkat Undang-Undang maka menjadi penegasan bahwa Gerakan Pramuka adalah satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia yang mampu membentuk karakter bangsa yang kuat dan tangguh. Selain itu, Gerakan Pramuka memiliki sejarah panjang dan idealisme tinggi yang sempat menjadi idola kaum muda. Gerakan Pramuka sejatinya merupakan pendidikan karakter dan kepribadian yang disebut nation and character building.
Jati diri Gerakan Pramuka bukan sekedar mengenakan seragam cokelat lengkap dengan atributnya, namun terdapat makna khusus di balik itu semua. Gerakan Pramuka yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan bekal positif bagi kaum muda diluar lingkungan keluarga dan di luar lingkungan sekolah.
Gerakan Pramuka adalah sebuah cara atau metode untuk mendidik generasi muda secara interaktif, progresif, dan sepanjang hayat yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, terencana, terarah, dan berkesinambungan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi perkembangan peserta didik dan masyarakat.
Dalam pandangan psikolog Mirandan Zafriel (2008), Gerakan Pramuka dirancang untuk menunjang perkembangan peserta didik khususnya life skill atau keterampilan hidup yang disesuaikan dengan usianya. Peserta didik akan belajar banyak hal dari Gerakan Pramuka antara lain nilai seni, sosial, ekonomi, dan sebagainya.
Sesuai dengan perkembangan peserta didik artinya disesuaikan dengan tingkat pendidikan seperti usia 6-10 tahun adalah Pramuka Siaga yang senang bemain, usia 11-15 tahun Pramuka Penggalang yang bersemangat untuk berlomba dan berkompetisi, usia 16-20 Pramuka Penegak dan usia 21-24 tahun Pramuka Pandega yang berpikir untuk memecahkan masalah. Metode yang digunakan bukan pendidikan klasikal di dalam kelas, tetapi praktis, beregu, dan dilaksanakan di luar kelas.
Sarino, seorang mahasiswa Jurusan PPKn FKIP UMS merilis penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PPKn terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun akademik 2007. (http://etd.eprints.ums.ac.id)
Dalam penelitian tersebut, Sarino mengambil populasi sebanyak 50 orang mahasiswa. Dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 30 mahasiswa, menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PPKn terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun akademik 2007. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengikuti kegiatan pramuka mempunyai peran yang besar dan secara efektif mempengaruhi sikap nasionalisme yang dimiliki mahasiswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti kegiatan pramuka dan semakin tinggi intensitas mahasiswa dalam mempelajari materi PPKn, akan menyebabkan semakin tinggi pula kecenderungan seorang mahasiswa memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain mengikuti kegiatan pramuka dan materi Pelajaran PPKn merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi sikap nasionalisme bagi mahasiswa.
Dengan aktif mengikuti kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan secara menarik, menantang, edukatif dan rekreatif diharapkan akan mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin kompleks, sehingga bangsa Indonesia dapat mengantisipasi berbagai masalah sosial dan dapat berperan aktif untuk mencegah tersebar luasnya berbagai masalah sosial kaum muda.
Tanda-tanda kemunduran sebuah bangsa menurut Thomas Lickona antara lain meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba; seks bebas dan alkohol; kaburnya pedoman moral baik dan buruk; rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru; ketidakjujuran yang telah membudaya; rendahnya rasa tanggungjawab baik sebagai individu dan warganegara dan lain sebagainya.
Gerakan Pramuka memberikan warna pada setiap elemen bangsa untuk berposisi sebagai patriot sejati di manapun berada. Untuk menjadi patriot bangsa, tidak harus menjadi pemimpin bangsa seperti presiden, menteri, gubernur, bupati/wali kota, anggota DPR pusat atau daerah, dan sebagainya.
Tetapi setiap warga negara berkewajiban untuk mengabdikan seluruh potensi dan kemampuannya secara total demi tercapainya kemajuan bangsa. Pengaktualisasi kemampuan diri, kredibilitas, intelektualitas, dan spiritualitas yang dimiliki warga negara agar Indonesia menjadi bangsa yang unggul dan diperhitungkan pengaruhnya di dunia internasional.
Banyak kegiatan dari Gerakan Pramuka yang bisa menjadi pilihan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik. Misalnya pendidikan di alam terbuka atau bounding. Salah satunya adalah mengajak peserta didik mengenal lebih dekat dengan lingkungan alam dengan berkemah.
Melalui berkemah, peserta didik dapat memperoleh pendidikan yang terintergrasi dan lengkap seperti kemandirian, kerjasama, kreatifitas, kepekaan sosial, keterampilan hidup, tanggung jawab, dan pembentukan karakter positif lainnya. Selain itu, dalam Gerakan Pramuka setiap peserta didik juga dituntut belajar menjadi pemimpin dan yang dipimpin. Sehingga peserta didik terbiasa bermusyawarah sebelum mengambil keputusan yang cerdas dan tepat serta bertanggung jawab saat mendapatkan tugas dari pemimpinnya. Nilai-nilai positif itulah yang disadari atau tidak akan terus berpengaruh terhadap peserta didik hingga dewasa.
Melalui Gerakan Pramuka yang menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara, sesama hidup, dan diri sendiri seperti yang tercantum dalam Kode Kehormatan Tri Satya dan Dasa Darma maka peserta didik akan dapat dibentuk karakter, kepribadian, dan budi pekerti yang dapat diandalkan sebagai generasi muda penerus bangsa pada masa depan.
Untuk itu, pemantapan gugus depan berbasis sekolah dan pengembangan gugus depan berbasis wilayah agar aktivitas dan kedudukan Gerakan Pramuka semakin kuat dan diperhitungkan. Ditambah program kegiatan yang berorientasi pada pembentukan karakter yang tangguh, peningkatan semangat bela negara, patriotisme, dan nasionalisme serta pengembangan kreativitas dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Selain itu, pemantapan tekat seluruh anggota Pramuka sebagai warga negara Indonesia untuk menjadi sebuah janji dalam mewujudkan rakyat yang sehat, cerdas, dan sejahtera. Sehingga Gerakan Pramuka diharapkan mampu lebih melahirkan kader-kader muda yang berkualitas dalam aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya bagi kemajuan bangsa, negara, dan persudaraan antar bangsa.
Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, kader-kader muda harus disiapkan kemampuan survival-nya dan mampu berkompetisi di tengah persaingan global melalui Gerakan Pramuka. Seperti yang dilakukan oleh Lord Baden-Powell dalam mempersiapkan generasi muda Inggris pada jamannya, sehingga bangsa Inggris menjadi unggul dan terdepan diantara bangsa-bangsa lain saat itu.
Dirgahayu Gerakan Pramuka Indonesia. Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar