Senin, 12 Desember 2016

Menuju Pembelajaran Matematika Aktif dan Kreatif Bersama Si Topi Pintar


MENUJU PEMBELAJARAN MATEMATIKA AKTIF DAN KREATIF BERSAMA SI “TOPI PINTAR”


Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses yang kompleks. Setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pembelajaran, sejauh itu pula proses berlangsung. Proses pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh seorang guru, karena guru adalah planner, desainer, fasilitator, motivator dan eksekutor. Artinya pengaruh seorang guru sangatlah besar, guru harus mampu memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlihat dan berpengaruh kuat terhadap proses belajarnya. (Bobbi DePotter: 2001).
Pentingnya peran guru untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi permasalahan yang selalu masuk ranah kebijakan. Guru menjadi determinan faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan baik dalam arti proses maupun hasil, maka upaya peningkatan kompetensi guru harus merupakan proses yang berkelanjutan. Tugas utama seorang guru, selain mendidik  adalah mengajar. Sebagai pengajar, guru dihadapkan pada tuntutan profesi untuk selalu melakukan perbaikan atas kekurangan dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas profesional. Guru profesional adalah seorang yang memiliki jabatan guru berdasarkan keilmuan dan keahliannya dengan mengabdikan diri sepenuhnya atas pekerjaan yang dipilihnya, dengan selalu berusaha mengembangkan diri dan keahlian yang berkaitan dengan jabatan gurunya. Sedangkan makna pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi siswanya. Yang dihadapi seorang guru adalah siswa, yang mempunyai perasaan, minat dan ketertarikan terhadap sesuatu bernilai sangat subjektif.

Pembelajaran Matematika Abad 21

Sebagai guru matematika SMA, penulis merancang pembelajaran yang dapat mengakomodir tuntutan abad 21 yaitu dengan menggunakan teknologi yang dimiliki oleh siswa serta menjadi ajang komunikasi dan kolaborasi. Karena sesuatu yang canggih dan berbau online sedang digemari di SMA N 15 Palembang, penulis mencoba mengalihkan dan mencuri sedikit waktu siswa dari bermain game online ke belajar dan berdiskusi secara online, terutama dalam pembelajaran matematika.
Lengkapnya dapat dibaca di sini

Menumbuhkan Sikap Aktif dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika Melalui TOPIN

Pembelajaran merupakan proses yang kompleks. Setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pembelajaran, sejauh itu pula proses berlangsung. Proses pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh seorang guru, karena guru adalah planner, desainer, fasilitator, motivator dan eksekutor. Artinya pengaruh seorang guru sangatlah besar, guru harus mampu memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlihat dan berpengaruh kuat terhadap proses belajarnya. (Bobbi DePotter: 2001).
Pentingnya peran guru untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi permasalahan yang selalu masuk ranah kebijakan. Guru menjadi determinan faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan baik dalam arti proses maupun hasil, maka upaya peningkatan kompetensi guru harus merupakan proses yang berkelanjutan. Tugas utama seorang guru, selain mendidik  adalah mengajar. Sebagai pengajar, guru dihadapkan pada tuntutan profesi untuk selalu melakukan perbaikan atas kekurangan dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas profesional. Guru profesional adalah seorang yang memiliki jabatan guru berdasarkan keilmuan dan keahliannya dengan mengabdikan diri sepenuhnya atas pekerjaan yang dipilihnya, dengan selalu berusaha mengembangkan diri dan keahlian yang berkaitan dengan jabatan gurunya. Sedangkan makna pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi siswanya. Yang dihadapi seorang guru adalah siswa, yang mempunyai perasaan, minat dan ketertarikan terhadap sesuatu bernilai sangat subjektif. 
Lengkapnya bisa dibaca di sini

Minggu, 02 Oktober 2016

Puisi Matematika

Puisi 4

M : Matematika
A : Angka-angkamu membikin aku pusing
T : Tetapi aku tetap menyukainya
E : Entah kenapa aku tak bisa melupakanmu
M : Meskipun orang-orang membencimu
A : Amat sulit untuk mengertimu
T : Tapi kaulah pujaan hatiku
I : Ingin ku merti semua rumus-rumusm
K : Karena kau adalah pelajaran kesukaanku
A : Aku kan mengingatmu seumur hidupku

Sabtu, 17 September 2016

UPAYA MENGOPTIMALKAN MATERI MATRIKS KELAS XII IPA.3 SMAN 15 PALEMBANG MELALUI MEDIA“ONLINE SCHOOLOGY


                                                     Abstract
Classroom action research aims to increase student activity XII IPA.3 at SMAN 15 Palembang in matrix material through online media of schoology. Implemented in the first semester of 2013/2014 with a sample of 43 students. Activity observed was the presence of students, ask questions, respond or answer questions or fill out a brief reflection, provide solutions or fill sheet with an explanation of structured reflection on schoology forum.
The study consisted of two cycles including planning, implementation, and reflection. Data observations obtained in the first cycle, students are very active in the new category reached 1.2%, the active category 50%, and 48.8% less active learning results in the second cycle, the number of students who are in the category of active and very active category reached an average of 72.1% has gone through a set of success criteria at baseline is 70%. From the test results also showed that 86% of students have achieved mastery Minimum Criteria.

So it can be concluded that the use of online media of schoology can  increase the students activity of the matrix material in  XII IPA.3 SMAN15 Palembang. It is recommended that teachers can use online media of  schoology in learning mathematics, students in order to familiarize themselves with a variety of media in order to be motivated and not boring. Schools  are expected to develop online media of schoology good in mathematics and other subjects.

Keywords:  Activities of students, Matrix, Schoology.


1.    Pendahuluan
Dalam bidang pendidikan, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengembangkan kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan-pelatihan atau memberi dana bantuan operasional sekolah (BOS). Karena pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing di dunia kerja dan memenangkan persaingan di era global. Sesuai dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa:“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Namun proses pendidikan tidak lepas dari peranan seorang guru. Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, sebab seorang guru langsung berinteraksi dengan siswa di sekolah. Seorang guru bukan hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru juga merupakan agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat, agar siswa benar-benar mengerti dan memahami serta dapat mengaplikasikan materi matematika yang sudah dipelajari. Maka sudah seharusnya seorang guru mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif, salah satunya dengan memperhatikan metode dan media pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan pengalaman penulis dan guru matematika lain, materi matriks adalah materi esensial yang cukup disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian yang sebagian besar siswa telah mencapai nilai KKM. Namun ketika menerapkan materi matriks dalam vektor dan transformasi geometri banyak menemui kendala. Ternyata pembelajaran yang disukai dan mendapat nilai yang tinggi tanpa proses yang memberikan pengalaman yang berarti menjadi tidak bermakna. Ini terjadi karena guru kurang memfasilitasi siswa dengan metode dan media yang dapat memberikan ruang pemahaman yang cukup.

Untuk mengatasi kesenjangan  tersebut, maka penulis berusaha mencari metode dan media yang menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Sejalan dengan tuntutan era teknologi, penulis melihat siswa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat online. Hal ini juga didasari pengalaman penulis ketika mengikuti diklat online yang diselenggarakan PPPPTK Matematika, penulis banyak mendapatkan hal-hal positif dan menguntungkan. Pertama, pebelajar menjadi tertarik karena online adalah hal yang menyenangkan. Kedua, forum diskusi dapat dilaksanakan dengan efektif tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ketiga, penilaian  dapat dilakukan secara online, sehingga pebelajar lebih termotivasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berminat dan merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Mengoptimalkan Materi Matriks di Kelas XII IPA.3 SMAN 15 Palembang Melalui Media Online Schoology”. 

Rumusan Masalah
1)     Apakah dengan menggunakan media online Schoology, aktivitas siswa XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang meningkat pada materi matriks?
2)     Apakah dengan menggunakan media online Schoology, siswa XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang memahami materi matriks?

Tujuan Penelitian
1)     Untuk meningkatkan aktivitas siswa XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang  pada materi matriks dengan menggunakan media online Schoology.
2)     Untuk melihat pemahaman siswa pada materi matriks XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang menggunakan media online Schoology.

Manfaat Penelitian
1)     Siswa. Menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa sehingga pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan, agar tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.
2)     Guru. Merupakan salah satu alternatif keterampilan mengajar, sehingga dapat meningkatkan proses   pembelajaran  yang  dapat  membangun  kegiatan  interaktif  siswa  dalam  pembelajaran matematika.
3)     Sekolah. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan untuk memperkaya referensi guru-guru yang lain untuk melakukan penelitian yang serupa.

Media Pembelajaran
Arsyad (2002) mengatakan “ media” berasal dari bahasa latin medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Darhim (1993) mengatakan“ media pembelajaran merupakan segala bentuk sarana yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang diharapkan”.

Dari dua pengertian di atas penulis mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah sarana yang berfungsi untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dari guru ke siswa. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, di antaranya adalah dalam bentuk media interaktif.  

Media  pembelajaran mempunyai beberapa keunggulan yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
1)  Menarik perhatian siswa.
2)  Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
3)  Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
4)  Mengatasi keterbatasan ruang.
5)  Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
6)  Waktu pembelajaran bisa  dikondisikan.
7)  Menghilangkan kebosanan siswa  dalampem belajaran.
8)  Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar.
9)  Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
10)  Meningkatkan kadar keaktifan siswa atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Media Pembelajaran Online
Menurut Wkipedia, LMS atau Learning Management System adalah aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan "online", program pembelajaran elektronik (e-learning program) dan isi pelatihan. Sebuah LMS yang kuat harus bisa melakukan hal berikut:
1)     Menggunakan layanan self-service dan self-guided.
2)     Mengumpulkan dan menyampaikan konten pembelajaran dengan cepat.
3)     Mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada platform berbasis web scalable.
4)     Mendukung portabilitas dan standar.
5)     Personalisasi isi dan memungkinkan penggunaan kembali pengetahuan.

Secara sederhana kita bisa menyebutnya kegiatan pembelajaran berbasis internet.(Sumarna; 2013).
          
Media Schoology
Schoology adalah website yang memadu elearning dan jejaring sosial. Konsepnya sama seperti edmodo, namun dalam hal elearning, schoology mempunyai banyak kelebihan. Membangun elearning dengan schoology lebih menguntungkan bila dibanding menggunakan moodle, karena tidak memerlukan hosting dan pengelolaan schoology lebih user friendly. Tentu fiturnya tidak selengkap moodle, namun untuk pembelajaran online di sekolah sudah sangat memadai.
Schoology sangat cocok untuk guru matematika, karena didukung penuh oleh LaTeX, berbeda dengan edmodo yang harus menambahkan kode tertentu untuk menggunakan LaTeX. Dalam pembuatan soal pun didukung dengan editor, sehingga bisa diatur ukuran font, perataan teks dan lain sebagainya. Untuk menyisipkan gambar pada soal juga sangat mudah, berbeda dengan edmodo yang harus dimasukkan ke library dulu gambar yang akan disisipkan ke soal.

Schoology memiliki konsep yang sama dengan Edmodo (LMS + Social Networking), dan mendukung hampir semua fasilitas yang didukung oleh Edmodo. Schoology memiliki beberapa fasilitas lain yang tidak didukung oleh Edmodo dan praktisnya Schoology tidak perlu instalasi hosting seperti halnya Moodle. Sebetulnya Moodle yang berbasis cloud tanpa perlu instalasi hosting juga ada di www.mdl2.com tapi cukup banyak iklannya. Jadi kali ini kita akan fokus pada bahasan Schoology. Adapun fitur-fitur yang dimiliki oleh Schoology sebagai berikut:
1)     Courses (Kursus), yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata pelajaran, misal mata pelajaran Matematika, Fisika, dan lain sebagainya. Fasilitas Courses ini juga ada di Moodle.
2)     Groups (Kelompok), yaitu fasilitas untuk membuat kelompok. Fasilitas ini juga ada di Moodle maupun di facebook.
3)     Resources (Sumber Belajar).
 Di dalam menu Course kita juga bisa membuat kuis/soal (ini yang tidak dimiliki langsung oleh Facebook) yang jenisnya banyak yaitu pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan isian singkat. Bagusnya lagi kita bisa mengimport soal. Kelebihan soal online yang dimiliki oleh Schoolgy adalah kita tidak perlu memeriksa pekerjaan siswa. Bentuk-bentuk penugasan pun bisa dikerjakan siswa di rumah, guru tinggal mengontrol dari jarak jauh. Untuk guru Matematika sangat dimanja dalam pembuatan soal di Schoology ini, yaitu dilengkapi dengan Symbol, Equation, dan Latex. Jadi semua jenis soal yang mengandung gambar, simbol, dan equation dapat ditulis di Schoolgy. Di dalam pembelajaran tentu ada guru dan siswa. Untuk memasukkan anggota (siswa) yang ikut di kelas yang kita ampu kita cukup memberikan kode kepada siswa-siswa yang kita ajar.
(Rochman; 2013).
Aktivitas Siswa
Aktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu situasi terjadinya sesuatu atau banyak hal dapat dikerjakan. Pembelajaran matematika yang aktif di ruang kelas dapat dipahami sebagai “melibatkan siswa melakukan sesuatu secara aktif berkaitan dengan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran itu”.

Jenis aktivitas banyak sekali macamnya, maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Menurut Diedrich (dalam Hamalik, 2008) indikator yang menyatakan aktivitas siswa dalam belajar mengajar, yaitu: 1)kegiatan-kegiatan visual; membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain; 2)kegiatan-kegiatan lisan; mengemukakan suatu prinsip atau fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi; 3)kegiatan-kegiatan mendengarkan; mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio; 4)kegiatan-kegiatan menulis; menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket; 5)kegiatan-kegiatan menggambar; menggambar, membuat grafik, diagram peta, pola; 6)kegiatan-kegiatan metrik; melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun; 7)kegiatan-kegiatan mental; merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan, membuat keputusan; 8)kegiatan-kegiatan emosional; minat, membedakan, tenang, berani.

Adapun aktivitas yang diamati pada penelitian adalah aktivitas siswa pada forum  schoology yaitu hadir di forum diskusi, mengajukan pertanyaan, menanggapi atau menjawab pertanyaan atau mengisi lembar refleksi secara singkat, memberikan solusi atau mengisi lembar refleksi dengan penjelasan terstruktur.

Materi Matriks dalam KTSP.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.  Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Adapun tujuan  mata pelajaran matematika yang terdapat di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:1)memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2)menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3)memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4)mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5)memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Depdiknas, 2006).

Materi matriks tercakup dalam ruang lingkup aljabar yang dipelajari pada kelas XII  IPA  semester gazal, dengan rincian :
Standar Kompetensi:
3. Menggunakan konsep matriks,
    vektor, dan transformasi pemecahan masalah.
Kompetensi dasar:
1.1.    Menggunakan sifat-sifat dan
         operasi matriks untuk  menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain.
Materi matriks dibagi menjadi beberapa  pertemuan, dengan tujuan pembelajaran yang disajikan dalam   tabel berikut.
Tabel 1.
 Materi dan Tujuan Pembelajaran
1
Penger
tian, notasi dan ordo matriks.
Kesamaan dua matriks.
Penjum
lahan dan pengurang
an dua matriks.

1.    Menjelaskan pengertian matriks.
2.    Menyatakan masalah dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk matriks.
3.    Menuliskan matriks dan notasinya.
4.    Menentukan banyak baris dan kolom suatu matriks.
5.    Menentukan ordo matriks.
6.    Menentukan unsur-unsur matriks.
7.    Menentukan transpose suatu matriks.
8.    Menyatakan syarat kesamaan dua matriks.
9.    Menyatakan matriks lawan dari suatu matriks.
10.             Menjumlah dan mengurang matriks.
2
Perkalian matriks dengan bilangan real
1.    Menentukan perkalian matriks dengan bilangan real.
2.    Menemukan sifat-sifat perkalian matriks dengan bilangan real.
3.    Menyelesaikan permasalahan menggunakan perkalian matriks dengan bilangan real.
3
Pengertian perkalian matriks, Syarat dua matriks dapat dikalikan, hasil perkalian dua matriks
1.    Menyusun tabel dari situasi masalah yang diberikan.
2.    Menyatakan tabel kedalam bentuk matriks.
3.    Merumuskan hubungan matriks-matriks sebagai bentuk perkalian.
4.    Menentukan syarat agar dua matriks dapat dikalikan.
5.    Menentukan hasil perkalian dua matriks

4
Sifa-sifat perkalian matriks, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian matriks
1.    Menemukan sifat-sifat perkalian matriks.
2.    Menentukan perpangkatan matriks persegi
3.    Menyelesaikan permasalahan menggunakan perkalian matriks
Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mendapat kategori aktif atau sangat aktif mencapai  70% . Dengan kata lain bahwa 70% atau lebih siswa sudah berpartisipasi melakukan aktivitas dalam pembelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori,  hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui media schoology, aktivitas siswa pada materi matriks di XII IPA.3  SMA Negeri 15 Palembang dapat ditingkatkan”.

2.  Metodologi Penelitian
Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian  dilakukan pada semester gazal tahun pelajaran 2013/2014, dengan subjek   penelitian siswa XII IPA.3  SMA  Negeri 15  Palembang  yang berjumlah 43 siswa, terdiri   dari 12  laki-laki dan 31 perempuan.

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007). Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode classroomaction research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai “aksi” atau tindakan yang dilakukan oleh guru/penulis, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Depdiknas, 2003).
Desain Penelitian
Penelitian tindakan memiliki desain yang berupa daur spiral dengan empat langkah utama, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari desain penelitian di bawah ini tampak bahwa penelitian tindakan merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi yang menuju ke arah yang semakin sempurna.
Perencanaan Tindakan Siklus I
Penulis melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

Mempersiapkan rencana pembelajaran berupa RPP.
i.   Memberikan permasalahan yang diunggah  pada media online schoology.
ii.  Siswa berdiskusi untuk memahami dan mencari solusi dari permasalahan yang diberikan (dilakukan pada tiga tahap yaitu forum diskusi schoology,  forum diskusi kelompok di kelas dan forum diskusi schoology kembali).
iii.                         Siswa  mempresentasikan  hasil  diskusi  kelompoknya, dan  ada  diskusi  kelas   untuk mencari suatu kesimpulan.
iv. Siswa kembali ke forum diskusi untuk menyelesaikan permasalahan sebagai penguatan dari materi yang telah dipelajari.
v.  Siswa mengisi lembar refleksi pada forum refleksi schoology.

Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa.
Lembar observasi dibuat untuk melihat aktivitas siswa pada forum media schoology, yang terdiri dari beberapa tahapan. 

Diskusi 1;  adalah diskusi yang dilakukan siswa setelah mempelajari LKS secara individual, jadi topiknya benar-benar diajukan oleh siswa sebagai sarana untuk memahami materi pada LKS.  Setelah itu dilanjutkan diskusi kelompok di kelas sebagai ajang untuk menyatukan pendapat individu. Kemudian ada presentasi dan diskusi kelas untuk mengambil suatu kesimpulan.

Diskusi 2; adalah ajang untuk mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dapat berupa soal ataupun keterampilan tertentu.

Forum refleksi; adalah tempat siswa menuliskan refleksi setelah mempelajari LKS, agar pembelajaran berikutnya semakin baik.

Lembar observasi tersebut diberikan penilaian untuk setiap forum pada tahapan diskusi dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 2.
Skor Aktivitas Siswa
No
Aktivitas Siswa
Skor Penilaian
1
Hadir di forum diskusi
80 - 85
2
Mengajukan pertanyaan
86 - 90
3
Menanggapi / menjawab pertanyaan/ mengisi lembar refleksi secara singkat
91 - 95
4
Memberikan solusi/ mengisi lembar refleksi dengan penjelasan terstruktur
96 - 100

Menyusun Lembar Kerja Siswa.
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi matriks. Ada beberapa tahapan pada LKS yaitu pengetahuan prasyarat, pemecahan masalah perindividu dan kelompok,presentasi dalam rangka pengambilan kesimpulan secara klasikal, membuat rangkuman, latihan individual serta lembar refleksi.



Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan.

Pengamatan/Pengumpulan Data Siklus I
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu lembar pengamatan.

Refleksi Siklus I
Hasil yang diperoleh dalam tahap pengamatan dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil analisis, penulis dapat merefleksi diri, apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah ada peningkatan, dan dimana kekurangan yang harus diperbaiki.

Revisi Tindakan Siklus I
Dari hasil Refleksi siklus I dilakukan Perencanaan Tindakan siklus II, Pelaksanaan Tindakan silkus II, Pengamatan/Pengumpulan Data siklus II, Refleksi siklus II dan seterusnya sampai skenario pembelajaran dapat diselesaikan.

3.  Teknik Pengumpulan Data       
Data tentang keaktifan siswa  pada lembar observasi, diberikan penilaian berdasarkan postingan dan kualitas postingan tersebut.

Tabel 3.
Skor Aktivitas Siswa

Skor Aktivitas Siswa
Kategori
94  -  100
Sangat Aktif
87  -   93
Aktif
80   -   86
Cukup Aktif
Kurang Aktif
                    






 (Modifikasi Djaali, 2008)







Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa  data kualitatif yang diperoleh  dari hasil     observasi, kemudian dianalisis setiap akhir pertemuan disetiap siklus.


4.  Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 di SMA Negeri 15 di kelas XII IPA.3  dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 31  perempuan.  

Dalam pembelajaran ini, diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diunggah di media schoology untuk diunduh dan dicetak oleh siswa secara individual.  Kemudian siswa mendiskusikan masalah-masalah pada LKS tersebut pada forum diskusi yang disediakan di media schoology. Berikutnya dilanjutkan di kelas, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok membahas permasalahan yang ditentukan (melalui undian). Kemudian kelompok terpilih mempresentasikan jawaban mereka untuk didiskusikan secara klasikal. Hasil diskusi dijadikan bahan untuk membuat suatu kesimpulan.

Tahap berikutnya untuk pemantapan konsep, siswa mengerjakan soal-soal secara individual dan mendiskusikannya di forum schoology  serta mengirimkan isian lembar refleksi sebagai umpan balik untuk pembelajaran berikutnya.

Hasil Penelitian Siklus I
Pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu tanggal 17 dan 21 Oktober 2013. Pada pertemuan pertama ini,  siswa diberikan LKS untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan pengertian, notasi dan ordo matriks, kesamaan dua matriks, penjumlahan dan pengurangan dua matriks. Sedangkan pada pertemuan kedua, siswa diberikan LKS untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan perkalian matriks dengan bilangan real serta sifat-sifatnya.

Hasil Pengamatan Pertemuan 1 Siklus I
Pada pertemuan pertama siklus  I ini, pembelajaran belum berjalan dengan baik. Siswa yang hadir pada forum diskusi baru 8 orang mewakili kelompok saja. Suasana kelas belum  terbiasa dengan pola belajar menggunakan diskusi. Siswa masih belum terbiasa menyelesaikan masalah untuk memahami suatu konsep dan belum bisa bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan karena pembelajaran secara berkelompok jarang sekali dilakukan, apalagi dengan diberikan suatu permasalahan untuk didiskusikan. Siswa masih banyak yang bersikap pasif dan belum berperan aktif dalam diskusi kelompoknya. Selain itu siswa juga belum terbiasa mengeluarkan pendapat dan ide dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran secara prosedural, seperti mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang diberikan guru dan menyalin contoh soal.

Pada siklus I pertemuan 1 ini, diskusi menyelesaikan masalah pada LKS belum berjalan seperti yang diharapkan, karena pada setiap kelompok rata-rata masih didominasi oleh 1 atau 2 orang siswa saja yang benar-benar mengerjakan LKS tersebut, sedangkan yang lain hanya mencontoh dan menyalin pekerjaan temannya. Pada diskusi kelompok, hanya beberapa siswa yang berani mengeluarkan pendapat dan  berani mewakili kelompok  untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa yang lain lebih banyak diam dan menyimak.

Hasil Pengamatan  Pertemuan 2  Siklus I
Pada pertemuan kedua siklus I ini, siswa mulai agak bisa mengikuti pembelajaran menggunakan media schoology. Diskusi dalam kelompok mulai berjalan dengan semakin banyak siswa yang terlibat dalam tanya jawab. Begitu juga saat presentasi kelompok dan tanggapan dari kelompok lain, muncul wajah-wajah baru. Ini menandakan bahwa pembelajaran semakin aktif dan baik.

Analisis Data Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 4.
Analisis Data Hasil Observasi Siklus I
Kategori
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ket
Jmlh Siswa
Jmlh Siswa
Sangat  Aktif
1
2,3
0
0

Aktif
7
16,3
36
83,7

Cukup  Aktif
0
0
0
0

Kurang   Aktif
35
81,4
7
16,3



Tabel  5.
Analisis  Hasil Tes dan Ketuntasan  Klasikal pada Siklus I
Jmlh Siswa
Tuntas
 Tidak Tuntas
Ketuntasan Klasikal
43
30
13
70%

Hasil tes pada evaluasi siklus I menunjukkan bahwa 70% siswa mencapai nilai KKM. Ini dapat dikatakan cukup berhasil karena merupakan evaluasi pertama materi matriks, bisa dikatakan masih tahap pemanasan.
Refleksi Tindakan Siklus I
Kelemahan-kelemahan dari pembelajaran siklus I, antara lain:
1)  Masalah Penggunaan Media Schoology, yaitu dalam menggunakan fasilitas pada media schoology. Penulis membuat grup untuk kelas yang diampu, ini mengakibatkan fasilitas kurang maksimal misalnya penilaian tidak bisa otomatis secara online.
2)  Masalah dalam penyusunan LKS.
LKS Matriks ini penulis susun secara bertahap, seminggu sebelum digunakan oleh siswa. Jadi belum sempat melaksanakan tahap validasi, jadi terkadang setelah diunggah oleh siswa baru ditemukan beberapa kekeliruan.
3)  Masalah Pembelajaran di Kelas.
    LKS ini hanya diunggah di
    Schoology dan siswa mencetak sendiri. Kenyataan ketika di kelas masih banyak siswa yang belum sempat mencetak LKS tersebut. Hal ini berakibat ketika menyelesaikan soal secara individu agak kesulitan.

Dari kelemahan-kelemahan yang
ditemui pada siklus I, maka penulis
perlu melakukan perbaikan
perbaikan pada siklus II, yaitu:
1)  Meningkatkan penggunaan fasilitas pada media schoology. Penulis membuat kembali kelompok belajar yang baru dengan menggunakan fasilitas courses. Sehingga penilaian dapat dilakukan secara online dan langsung bisa dilihat oleh siswa.
2)  Membuat forum diskusi yang lebih terstruktur, yaitu forum diskusi 1 dilaksanakan setelah siswa mengunggah dan mencetak LKS agar pelaksanaan di kelas lebih efisien. Forum diskusi 2 ditampilkan setelah pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai ajang pemantapan materi.
3)  Memberikan motivasi kepada siswa yang belum ikut menyumbangkan ide dalam forum diskusi, salah satunya dengan memberi nilai pada setiap postingan yang dilakukan secara online, sehingga setiap siswa dapat memantau nilainya setiap saat.
4)  Membuat forum refleksi sebagai sarana siswa memberikan pendapatnya pada lembar refleksi.

Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II, mempelajari materi Pengertian perkalian matriks, Syarat dua matriks dapat dikalikan, hasil perkalian dua matriks dan Sifa-sifat perkalian matriks, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian matriks. Penelitian dilaksanakan dua pertemuan, yaitu tanggal 28 dan 31  Oktober 2013. Dalam pembelajaran siklus II ini siswa diberikan LKS buatan penulis sebagai guru.

Hasil Pengamatan Pertemuan 1 Siklus II
Pada pertemuan 1 siklus II ini, pelaksanaan pembelajaran sudah semakin baik.Terlihat   dari aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada forum diskusi berupa kehadiran, kegiatan menanya, menanggapi, menjawab pertanyaan maupun memberikan solusi.

Hasil Pengamatan Pertemuan 2 Siklus II 
Pertemuan 2 siklus II, peningkatan keaktifan siswa difokuskan pada kualitas forum diskusi. Siswa bukan hanya bertukar pikiran, tetapi berani mengemukakan alasan dengan memberikan berbagai sumber, misalnya dari buku ataupun dari web tertentu. Ini tentunya sangat membanggakan, karena melalui pembelajaran matematika, siswa belajar banyak hal. Tentunya ini memberikan pengalaman yang sangat berharga, sehingga ada sesuatu yang akan diingat dan menjadikan pembelajaran matematika menjadi bermakna.

Analisis Data Hasil Penelitian Siklus II
Tabel 6.
Data Hasil Observasi Siklus II
Kategori
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ket
Jmlh Siswa
Jmlh
Siswa
Sangat   Aktif
7
16,3
17
39,5

Aktif
18
41,9
20
46,5

Cukup  Aktif
10
23,3
1
2,3

Kurang  Aktif
8
18,5
5
11,7


Tabel 7.
Hasil Tes dan Ketuntasan  Klasikal pada Siklus II
Jmlh Siswa
Tuntas
 Tidak Tuntas
Ketuntasan Klasikal
43
37
8
86%
Dari hasil belajar pada siklus II, siswa yang berada pada kategori aktif  dan kategori sangat aktif 
mencapai rata-rata sebesar 72,1% artinya telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada awal penelitian yaitu 70%. Dari hasil tes juga menunjukkan bahwa 86% siswa telah mencapai KKM. Dengan demikian tujuan penelitian sudah tercapai pada siklus II dan penelitian ini tidak dilanjutkan lagi pada tindakan siklus III.

Refleksi Tindakan Siklus II
Kelemahan-kelemahan dari pembelajaran siklus II, antara lain:
1)  Guru belum maksimal dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif, sehingga pada saat mengerjakan LKS masih ada siswa yang masih menunggu temannya mencari penyelesaian dari masalah yang diberikan.

2)  Guru belum maksimal dalam memotivasi dan membimbing siswa dalam berdiskusi, sehingga masih ada siswa yang belum bisa mengeluarkan pendapat dan ide mereka untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.

Berdasarkan hasil catatan observasi
(pengamatan) dan hasil belajar yang
diperoleh pada siklus II,  dilakukan
refleksi sebagai berikut:
1)  Memberikan motivasi kepada siswa yang belum aktif dalam pembelajaran dan mempunyai rasa percaya diri untuk menyelesaikan suatu masalah.
2)  Memberikan bimbingan kepada siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat dan ide mereka agar dapat berpatisipasi secara aktif  dalam forum schoology.

Perkembangan Hasil Tindakan pada Siklus I dan Siklus II

Tabel 8.
Hasil Tindakan pada Siklus I dan Siklus II
Kategori
Siklus I
Rata-Rata
(
Siklus II
Rata-Rata
(
Pening
katan
1
(
2
(
1
(
2
(
Sangat Aktif
2,3
0
1,2
16,3
39,7
27,9
6,7
Aktif
16,3
83,7
50
41,9
46,5
44,2
-5,8
Cukup Aktif
0
0
0
23,3
2,3
12,8
12,8
Kurang Aktif
81,4
16,3
48,8
18,5
11,7
15,1
-33,7

Berdasarkan tabel di atas, peningkatan 6,7pada kategori sangat aktif menunjukkan bahwa kualitas dalam diskusi meningkat, cukup banyak siswa yang sudah berani dan mau memberikan tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan, bahkan sudah bisa memberikan solusi. Yang terpenting adalah jumlah siswa pada kategori aktif atau sangat aktif telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 72,1  ( kriteria keberhasilan = 70 ). Maka disimpulkan bahwa penelitian ini sudah berhasil dan tidak dilanjutkan lagi.
Pembahasan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan tindakan pada siklus I, secara keseluruhan proses pembelajaran menggunakan media online schoology dipadukan dengan diskusi dan presentasi pada pertemuan tatap muka di kelas menunjukkan kemajuan yang berarti. Semua aktivitas sudah meningkat baik dari jumlah responden, jumlah postingan ataupun kualitas isi diskusi yang ditunjukkan oleh peningkatan skor penilaian. Walaupun masih banyak kekurangan, namun diperbaiki untuk pelaksanaan siklus II yang lebih baik.

Hasil pengamatan tindakan pada siklus II, secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan media online schoology mengalami peningkatan untuk setiap aktivitas siswa. Siswa mulai terbiasa dan menyenangi langkah-langkah pembelajaran yang diberikan. Hal ini juga terlihat dari hasil refleksi yang dituliskan siswa yang diunggah di forum schoology.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Pembelajaran melalui media online schoology dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi matriks di XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang. Hal ini bisa dilihat dari adanya peningkatan aktivitas siswa pada kategori aktif maupun sangat aktif.

Saran
Bagi guru matematika, sebaiknya menggunakan media schoology dalam pembelajaran agar  dapat meningkatkan aktivitas siswa, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna serta dapat membangun pendidikan karakter bangsa.

Bagi siswa agar membiasakan diri dengan  pembelajaran menggunakan  berbagai media.

Bagi sekolah, Agar dapat menggunakan media schoology  ini, khususnya mata pelajaran matematika,   dan    untuk    mata
pelajaran lainnya.


Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Darhim. (1993). Workshop Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

.................  2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:  Bumi Aksara.
Rochman,Moch.Fatkoer.2013.Video Tutorial Schoology. http://www.mathzone.web.id/2013/11/  video-tutorial-schoology.html. Diakses pada tanggal 3 november 2013.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarna. A Sisdianto. 2013. Schoology Alternatif Baru Pembelajaran Online.