Oleh : Muhammad Aslam
( Pembina Pramuka SMP 5 Solo )
Gerakan Praja Muda Karana
atau Gerakan Pramuka yang direvitalisasi sejak tahun 2006 sudah
menunjukkan progres report atau kemajuan yang signifikan.
Salah satunya adalah meningkatkan payung hukumnya menjadi Undang-Undang yaitu
UU No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dari payung hukum sebelumnya berupa
Keputusan Presiden No.238/1961 tentang Gerakan Pramuka.
Dengan adanya payung hukum
setingkat Undang-Undang maka menjadi penegasan bahwa Gerakan Pramuka adalah
satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia yang mampu membentuk karakter
bangsa yang kuat dan tangguh. Selain itu, Gerakan Pramuka memiliki sejarah
panjang dan idealisme tinggi yang sempat menjadi idola kaum muda. Gerakan
Pramuka sejatinya merupakan pendidikan karakter dan kepribadian yang
disebut nation and character building.
Jati diri Gerakan Pramuka
bukan sekedar mengenakan seragam cokelat lengkap dengan atributnya, namun
terdapat makna khusus di balik itu semua. Gerakan Pramuka yang didirikan dengan
tujuan untuk memberikan bekal positif bagi kaum muda diluar lingkungan keluarga
dan di luar lingkungan sekolah.
Gerakan Pramuka adalah
sebuah cara atau metode untuk mendidik generasi muda secara interaktif, progresif,
dan sepanjang hayat yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan kegiatan yang
menyenangkan, menarik, menantang, terencana, terarah, dan berkesinambungan
sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi perkembangan peserta
didik dan masyarakat.
Dalam pandangan psikolog
Mirandan Zafriel (2008), Gerakan Pramuka dirancang untuk menunjang perkembangan
peserta didik khususnya life skill atau keterampilan hidup
yang disesuaikan dengan usianya. Peserta didik akan belajar banyak hal dari
Gerakan Pramuka antara lain nilai seni, sosial, ekonomi, dan sebagainya.
Sesuai dengan perkembangan
peserta didik artinya disesuaikan dengan tingkat pendidikan seperti usia 6-10
tahun adalah Pramuka Siaga yang senang bemain, usia 11-15 tahun Pramuka
Penggalang yang bersemangat untuk berlomba dan berkompetisi, usia 16-20 Pramuka
Penegak dan usia 21-24 tahun Pramuka Pandega yang berpikir untuk memecahkan
masalah. Metode yang digunakan bukan pendidikan klasikal di dalam kelas, tetapi
praktis, beregu, dan dilaksanakan di luar kelas.
Sarino, seorang mahasiswa
Jurusan PPKn FKIP UMS merilis penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh
mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PPKn terhadap
sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun akademik 2007. (http://etd.eprints.ums.ac.id)
Dalam penelitian tersebut,
Sarino mengambil populasi sebanyak 50 orang mahasiswa. Dari jumlah tersebut
yang dijadikan sampel sebanyak 30 mahasiswa, menunjukkan adanya pengaruh positif
yang signifikan dari mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari
materi PPKn terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun
akademik 2007. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengikuti kegiatan pramuka
mempunyai peran yang besar dan secara efektif mempengaruhi sikap nasionalisme
yang dimiliki mahasiswa.
Maka dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti kegiatan pramuka dan semakin tinggi
intensitas mahasiswa dalam mempelajari materi PPKn, akan menyebabkan semakin tinggi
pula kecenderungan seorang mahasiswa memiliki sikap nasionalisme yang tinggi,
demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain mengikuti kegiatan pramuka dan
materi Pelajaran PPKn merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi sikap
nasionalisme bagi mahasiswa.
Dengan aktif mengikuti
kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan secara menarik, menantang, edukatif
dan rekreatif diharapkan akan mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin
kompleks, sehingga bangsa Indonesia dapat mengantisipasi berbagai masalah
sosial dan dapat berperan aktif untuk mencegah tersebar luasnya berbagai
masalah sosial kaum muda.
Tanda-tanda kemunduran
sebuah bangsa menurut Thomas Lickona antara lain meningkatnya kekerasan di
kalangan remaja; meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba; seks
bebas dan alkohol; kaburnya pedoman moral baik dan buruk; rendahnya rasa hormat
kepada orangtua dan guru; ketidakjujuran yang telah membudaya; rendahnya rasa
tanggungjawab baik sebagai individu dan warganegara dan lain sebagainya.
Gerakan Pramuka memberikan
warna pada setiap elemen bangsa untuk berposisi sebagai patriot sejati di
manapun berada. Untuk menjadi patriot bangsa, tidak harus menjadi pemimpin
bangsa seperti presiden, menteri, gubernur, bupati/wali kota, anggota DPR pusat
atau daerah, dan sebagainya.
Tetapi setiap warga negara
berkewajiban untuk mengabdikan seluruh potensi dan kemampuannya secara total
demi tercapainya kemajuan bangsa. Pengaktualisasi kemampuan diri, kredibilitas,
intelektualitas, dan spiritualitas yang dimiliki warga negara agar Indonesia
menjadi bangsa yang unggul dan diperhitungkan pengaruhnya di dunia
internasional.
Banyak kegiatan dari
Gerakan Pramuka yang bisa menjadi pilihan untuk mengoptimalkan potensi peserta
didik. Misalnya pendidikan di alam terbuka atau bounding. Salah
satunya adalah mengajak peserta didik mengenal lebih dekat dengan lingkungan
alam dengan berkemah.
Melalui berkemah, peserta
didik dapat memperoleh pendidikan yang terintergrasi dan lengkap seperti
kemandirian, kerjasama, kreatifitas, kepekaan sosial, keterampilan hidup,
tanggung jawab, dan pembentukan karakter positif lainnya. Selain itu, dalam
Gerakan Pramuka setiap peserta didik juga dituntut belajar menjadi pemimpin dan
yang dipimpin. Sehingga peserta didik terbiasa bermusyawarah sebelum mengambil
keputusan yang cerdas dan tepat serta bertanggung jawab saat mendapatkan tugas
dari pemimpinnya. Nilai-nilai positif itulah yang disadari atau tidak akan
terus berpengaruh terhadap peserta didik hingga dewasa.
Melalui Gerakan Pramuka yang
menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara, sesama
hidup, dan diri sendiri seperti yang tercantum dalam Kode Kehormatan Tri Satya
dan Dasa Darma maka peserta didik akan dapat dibentuk karakter, kepribadian,
dan budi pekerti yang dapat diandalkan sebagai generasi muda penerus bangsa
pada masa depan.
Untuk itu, pemantapan gugus
depan berbasis sekolah dan pengembangan gugus depan berbasis wilayah agar
aktivitas dan kedudukan Gerakan Pramuka semakin kuat dan diperhitungkan. Ditambah
program kegiatan yang berorientasi pada pembentukan karakter yang tangguh,
peningkatan semangat bela negara, patriotisme, dan nasionalisme serta
pengembangan kreativitas dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang unggul
dan berdaya saing tinggi.
Selain itu, pemantapan
tekat seluruh anggota Pramuka sebagai warga negara Indonesia untuk menjadi
sebuah janji dalam mewujudkan rakyat yang sehat, cerdas, dan sejahtera.
Sehingga Gerakan Pramuka diharapkan mampu lebih melahirkan kader-kader muda
yang berkualitas dalam aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisiknya bagi kemajuan bangsa, negara, dan persudaraan antar
bangsa.
Dalam menghadapi persaingan
global yang semakin ketat, kader-kader muda harus disiapkan kemampuan survival-nya
dan mampu berkompetisi di tengah persaingan global melalui Gerakan Pramuka.
Seperti yang dilakukan oleh Lord Baden-Powell dalam mempersiapkan generasi muda
Inggris pada jamannya, sehingga bangsa Inggris menjadi unggul dan terdepan
diantara bangsa-bangsa lain saat itu.
Dirgahayu Gerakan Pramuka
Indonesia. Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia
Spirit
50 Tahun Gerakan Pramuka
Oleh : Muhammad Aslam
( Pembina Pramuka SMP 5 Solo )
Gerakan Praja Muda Karana
atau Gerakan Pramuka yang direvitalisasi sejak tahun 2006 sudah
menunjukkan progres report atau kemajuan yang signifikan.
Salah satunya adalah meningkatkan payung hukumnya menjadi Undang-Undang yaitu
UU No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dari payung hukum sebelumnya berupa
Keputusan Presiden No.238/1961 tentang Gerakan Pramuka.
Dengan adanya payung hukum
setingkat Undang-Undang maka menjadi penegasan bahwa Gerakan Pramuka adalah
satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia yang mampu membentuk karakter
bangsa yang kuat dan tangguh. Selain itu, Gerakan Pramuka memiliki sejarah
panjang dan idealisme tinggi yang sempat menjadi idola kaum muda. Gerakan
Pramuka sejatinya merupakan pendidikan karakter dan kepribadian yang
disebut nation and character building.
Jati diri Gerakan Pramuka
bukan sekedar mengenakan seragam cokelat lengkap dengan atributnya, namun
terdapat makna khusus di balik itu semua. Gerakan Pramuka yang didirikan dengan
tujuan untuk memberikan bekal positif bagi kaum muda diluar lingkungan keluarga
dan di luar lingkungan sekolah.
Gerakan Pramuka adalah
sebuah cara atau metode untuk mendidik generasi muda secara interaktif, progresif,
dan sepanjang hayat yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan kegiatan yang
menyenangkan, menarik, menantang, terencana, terarah, dan berkesinambungan
sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi perkembangan peserta
didik dan masyarakat.
Dalam pandangan psikolog
Mirandan Zafriel (2008), Gerakan Pramuka dirancang untuk menunjang perkembangan
peserta didik khususnya life skill atau keterampilan hidup
yang disesuaikan dengan usianya. Peserta didik akan belajar banyak hal dari
Gerakan Pramuka antara lain nilai seni, sosial, ekonomi, dan sebagainya.
Sesuai dengan perkembangan
peserta didik artinya disesuaikan dengan tingkat pendidikan seperti usia 6-10
tahun adalah Pramuka Siaga yang senang bemain, usia 11-15 tahun Pramuka
Penggalang yang bersemangat untuk berlomba dan berkompetisi, usia 16-20 Pramuka
Penegak dan usia 21-24 tahun Pramuka Pandega yang berpikir untuk memecahkan
masalah. Metode yang digunakan bukan pendidikan klasikal di dalam kelas, tetapi
praktis, beregu, dan dilaksanakan di luar kelas.
Sarino, seorang mahasiswa
Jurusan PPKn FKIP UMS merilis penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh
mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PPKn terhadap
sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun akademik 2007. (http://etd.eprints.ums.ac.id)
Dalam penelitian tersebut,
Sarino mengambil populasi sebanyak 50 orang mahasiswa. Dari jumlah tersebut
yang dijadikan sampel sebanyak 30 mahasiswa, menunjukkan adanya pengaruh positif
yang signifikan dari mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari
materi PPKn terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PPKn FKIP UMS tahun
akademik 2007. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengikuti kegiatan pramuka
mempunyai peran yang besar dan secara efektif mempengaruhi sikap nasionalisme
yang dimiliki mahasiswa.
Maka dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti kegiatan pramuka dan semakin tinggi
intensitas mahasiswa dalam mempelajari materi PPKn, akan menyebabkan semakin tinggi
pula kecenderungan seorang mahasiswa memiliki sikap nasionalisme yang tinggi,
demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain mengikuti kegiatan pramuka dan
materi Pelajaran PPKn merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi sikap
nasionalisme bagi mahasiswa.
Dengan aktif mengikuti
kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan secara menarik, menantang, edukatif
dan rekreatif diharapkan akan mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin
kompleks, sehingga bangsa Indonesia dapat mengantisipasi berbagai masalah
sosial dan dapat berperan aktif untuk mencegah tersebar luasnya berbagai
masalah sosial kaum muda.
Tanda-tanda kemunduran
sebuah bangsa menurut Thomas Lickona antara lain meningkatnya kekerasan di
kalangan remaja; meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba; seks
bebas dan alkohol; kaburnya pedoman moral baik dan buruk; rendahnya rasa hormat
kepada orangtua dan guru; ketidakjujuran yang telah membudaya; rendahnya rasa
tanggungjawab baik sebagai individu dan warganegara dan lain sebagainya.
Gerakan Pramuka memberikan
warna pada setiap elemen bangsa untuk berposisi sebagai patriot sejati di
manapun berada. Untuk menjadi patriot bangsa, tidak harus menjadi pemimpin
bangsa seperti presiden, menteri, gubernur, bupati/wali kota, anggota DPR pusat
atau daerah, dan sebagainya.
Tetapi setiap warga negara
berkewajiban untuk mengabdikan seluruh potensi dan kemampuannya secara total
demi tercapainya kemajuan bangsa. Pengaktualisasi kemampuan diri, kredibilitas,
intelektualitas, dan spiritualitas yang dimiliki warga negara agar Indonesia
menjadi bangsa yang unggul dan diperhitungkan pengaruhnya di dunia
internasional.
Banyak kegiatan dari
Gerakan Pramuka yang bisa menjadi pilihan untuk mengoptimalkan potensi peserta
didik. Misalnya pendidikan di alam terbuka atau bounding. Salah
satunya adalah mengajak peserta didik mengenal lebih dekat dengan lingkungan
alam dengan berkemah.
Melalui berkemah, peserta
didik dapat memperoleh pendidikan yang terintergrasi dan lengkap seperti
kemandirian, kerjasama, kreatifitas, kepekaan sosial, keterampilan hidup,
tanggung jawab, dan pembentukan karakter positif lainnya. Selain itu, dalam
Gerakan Pramuka setiap peserta didik juga dituntut belajar menjadi pemimpin dan
yang dipimpin. Sehingga peserta didik terbiasa bermusyawarah sebelum mengambil
keputusan yang cerdas dan tepat serta bertanggung jawab saat mendapatkan tugas
dari pemimpinnya. Nilai-nilai positif itulah yang disadari atau tidak akan
terus berpengaruh terhadap peserta didik hingga dewasa.
Melalui Gerakan Pramuka yang
menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara, sesama
hidup, dan diri sendiri seperti yang tercantum dalam Kode Kehormatan Tri Satya
dan Dasa Darma maka peserta didik akan dapat dibentuk karakter, kepribadian,
dan budi pekerti yang dapat diandalkan sebagai generasi muda penerus bangsa
pada masa depan.
Untuk itu, pemantapan gugus
depan berbasis sekolah dan pengembangan gugus depan berbasis wilayah agar
aktivitas dan kedudukan Gerakan Pramuka semakin kuat dan diperhitungkan. Ditambah
program kegiatan yang berorientasi pada pembentukan karakter yang tangguh,
peningkatan semangat bela negara, patriotisme, dan nasionalisme serta
pengembangan kreativitas dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang unggul
dan berdaya saing tinggi.
Selain itu, pemantapan
tekat seluruh anggota Pramuka sebagai warga negara Indonesia untuk menjadi
sebuah janji dalam mewujudkan rakyat yang sehat, cerdas, dan sejahtera.
Sehingga Gerakan Pramuka diharapkan mampu lebih melahirkan kader-kader muda
yang berkualitas dalam aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisiknya bagi kemajuan bangsa, negara, dan persudaraan antar
bangsa.
Dalam menghadapi persaingan
global yang semakin ketat, kader-kader muda harus disiapkan kemampuan survival-nya
dan mampu berkompetisi di tengah persaingan global melalui Gerakan Pramuka.
Seperti yang dilakukan oleh Lord Baden-Powell dalam mempersiapkan generasi muda
Inggris pada jamannya, sehingga bangsa Inggris menjadi unggul dan terdepan
diantara bangsa-bangsa lain saat itu.
Dirgahayu Gerakan Pramuka
Indonesia. Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar