Minggu, 21 Januari 2018

DIBALIK MUSIBAH, TERDAPAT HIKMAH YANG INDAH

Jum’at, 19 januari 2018 seperti biasa pukul lima lewat saya dan suami berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor. Sepuluh menit perjalanan, melintaslah seekor kucing putih yang dengan cepat menyebrang jalan. Tanpa dapat menghindar dan refleks karena terkejut, mungkin suamiku sempat menginjak rem. Terasa ada yang mengganjal di sepeda motor yang membuat kami terjatuh kearah kanan. Saya sadar...ketika terjatuh, kemudian kami berdua terdorong motor ke tengah jalan. Dua kaki suamiku dan satu kakiku terhimpit di bawah motor.
Ya Allah...aku sadar dan berucap...kulihat suamiku agak sesak napasnya, kukatakan sabar...sabar...

Tangan kiriku melepas tas yang masih tersangkut dibahuku, dengan niat akan kuangkat motor untuk melepas kakiku yang terjepit. Aku sudah dalam posisi duduk, kulihat ada seorang pengendara motor menepi, seorang laki-laki muda...Beliau langsung mengangkat motor dan meletakkannya di pinggir jalan. Sementara aku bantu suamiku yang masih sulit untuk berdiri...kemudian datang seorang anak muda perempuan tetanggaku yang teriak...om...om...ya Allah kenapa om?
Alhamdulillah ya Allah, masih banyak orang yang baik dan peduli. Terima kasih yang belum sempat terucap kepada anak muda tadi...karena beliau segera pergi ketika tau ada yang mengenali kami. Mungkin beliau sedang diburu waktu, maklum jika terlambat sedikit saja maka kita akan berteman dengan kemacetan Kota Palembang. Lewat tulisan ini saya ucapkan terima kasih yang tak berhingga kepada Sang Maha Penggerak Hati, sehingga ada yang mau membantu kesulitan kami, terima kasih juga buat anak muda yang tak sempat ku kenal.
Alhasil singkat cerita, kami berhasil kembali ke rumah untuk segera pengobatan melalui urut dan medis. Luka-luka tidak seberapa, hanya lecet-lecet di sekitar kaki dan tangan.
Dibalik musibah pasti ada hikmahnya. Saya yakinkan itu...melalui perenungan saya mendapatkan hikmah itu.
Pertama, beberapa teman sejawat bersama Kepala Sekolahku datang menjenguk. Mungkin ini adalah alasan yang tepat, sehingga merekapun akhirnya sampai di rumah kami yang notabene paling jauh letaknya dari sekolah.
Hikmah yang kedua, seyogyanya saya itu mengalami demam semenjak hari Selasa, namun karena dirasa masih sanggup hadir di sekolah, maka saya tetap berangkat sampai hari jum’at tersebut. Beberapa rekan yang japrian dengan saya mengatakan...Bunda itu disuruh istirahat. Mungkin benar ya...demam beberapa hari tadi belum cukup dijadikan alasan saya untuk istirahat, ternyata jika  Allah berkehendak, pasti akan terjadi. Dengan peristiwa ini, saya diijinkan oleh Kepala Sekolah untuk tidak masuk sekolah dulu.
Hikmah yang ketiga, seharusnya pada hari jum’at tersebut saya mengirimkan file tentang acara suap-suapan dan cacap-cacapan adat Palembang kepada seorang teman yang membutuhkan. Karena filenya tertinggal di sekolah dan saya harus istirahat di rumah, maka saya berusaha untuk ambil tulisan di Blog saya... Astaghfirullah...ternyata Blogku tidak dapat diakses...beruntung aku punya anak yang baik dan pintar, sehingga masalah dapat diatasi. File itupun akhirnya berhasil diterima yang memintanya.
Hikmah yang keempat, dikarenakan ijin sekolah bukan di hari libur...sangat kurasakan sensasi yang berbeda...aku dapat berkumpul bersama dengan anak-anakku, suamiku dalam waktu yang lebih panjang.
Terima kasih Ya Allah, semoga musibah ini menjadikan aku orang yang lebih sabar, lebih pandai bersyukur dan lebih ikhlas menerima takdir.
Dan yang tak kalah penting, harus lebih berhati-hati dalam setiap kesempatan apapun, tidak terkecuali dalam perjalanan.
                                                                                                   Sukajadi, 21 Januari 2018

1 komentar: