Konstruktivisme
Pengertian Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat
membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu
upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
2. Ciri-ciri Konstruktivisme
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri.
2. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar.
3. Murid aktif megkontruksi secara
terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan
saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
5. Struktur pembalajaran seputar konsep utama
pentingnya sebuah pertanyaan
Selain itu yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini
dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan
sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar
menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru
dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan
dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi , tetapi
harus diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya.
3. Aplikasi dan Implikasi dalam Pembelajaran
a. Setiap guru akan pernah mengalami
bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian
siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama
sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi
kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar
sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan
hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa
sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan.
b.Tugas setiap guru dalam
memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau
dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus
dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam
kerangka kognitifnya
c. Untuk mengajar dengan baik, guru
harus memahami model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal
dunia mereka dan penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk
mendukung model-model itu.
d. Siswa perlu mengkonstruksi
pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep materi sehingga guru
dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis
untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa
yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang
diperlukan.
e. Kurikulum dirancang sedemikian
rupa sehingga terjadisituasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan
dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
f. Latihan memecahkan masalah
seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
g. Peserta didik diharapkan selalu
aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya
sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk
terjadinya konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.
4. Kelebihan dan Kekurangan Konstruktivisme
a. Kelebihan
Murid berfikir untuk menyelesaikan
masalah, menjana idea dan membuat keputusan. Faham kerana murid terlibat
secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan
boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Selian itu murid terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi
dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk
siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya;
Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara
lengkap; Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri;
Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
b.Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau
kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru
sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi
satu dengan yang lainnya.
Implikasi
Pada Pembelajaran Konstruktivisme
|
Pertama,
Setiap guru akan pernah mengalami bahwa meskipun materi telah dibahas dengan sejelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswanya yang belum ataupun tidak mengerti materi yang diajarkannya. Hal ini telah menunjukkan seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada siswanya dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru tidak mesti diikuti dengan hasil yang baik/bagus pada siswanya. Setiap siswa harus mengkonstruksi (membangun) pengetahuan didalam benaknya masing-masing berdasar pada kerangka kognitif yang sudah ada didalam benaknya. Karenanya, hanya dengan usaha keras para siswa sendirilah yang akan betul-betul dapat memahami.
Kedua,
Tugas setiap guru adalah memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan dibangun/dikonstruksi para siswa sendiri dan bukan ditanamkan oleh para guru. Para siswa harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka kognitifnya. Karenanya, pembelajaran akan lebih efektif bila guru membantu siswa menemukan dan memecahkan masalah dengan menerapkan pembelajaran bermakna.
Ketiga,
Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkan dan yang dibuat para siswa untuk mendukung model-model itu.
Keempat,
Pada konstruktivisme, siswa perlu untuk mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri untuk masing-masing konsep sehingga peranan guru dalam mengajar bukan "MENGULIAHI", menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar