Mengikuti webinar GSM malam tadi, ingatan ku kembali ke beberapa tahun silam...tepatnya di tahun 2005. Saya yang gaya mengajarnya memang berbeda dari guru² yang lain sering dianggap SALAH dan ANEH. Beberapa celotehan yang sempat ku dengar... Ibu ini tidak cocok ya mengajar matematika, masak guru matematika senyam senyum...Pernah juga saya dibilang...jangan² ibu ini guru cangkokan... Waduh, cangkokan seperti apa ya?
Mengajar di kelas itu 3 IPA.1 dan 3 IPA 2 memang sangat menyenangkan... Saya selalu mengatakan anak² belajar matematika kita menggunakan otak kanan, untuk menyeimbangkan otak kita maka belajar matematika diperbolehkan sambil mendengar musik. Itu salahsatu alasan mengapa di kelas terdengar alunan lagu pada saat anak² mengerjakan tugasnya.
Belajar matematika itu tantangan dan godaannya besar sekali. Jika pada jam² terakhir di suasana kelas yang panas plus perut keroncongan...mana mungkin bisa belajar dengan baik. Jadi ibu guru memberikan kelonggaran untuk sekedar meneguk air putih atau menguyah permen... Belajar pun tidak harus di dalam kelas...beberapa anak membuat kelompok lesehan di teras kelas... Okey lah yang penting kalian mau belajar dan itu menyenangkan.
Ternyata walaupun kita bahagia tanpa mengganggu orang lain, ada orang lain yang terganggu dengan kebahagiaan kita. Terjadilah peristiwa itu...
Saya ibarat pesakitan yang dihakimi dalam rapat guru dengan tuduhan membuat dua kelas tersebut menjadi kelas diskotik dan kelas cafe... Sempat saya angkat tangan untuk konfirmasi, tapi tidak diberi kesempatan.
Marah, sedih, berbaur jadi satu... Ternyata anak² kelas tersebut ada yang menyaksikan peristiwa itu... Banyak SMS masuk yang menguatkan saya kala itu...
Terima kasih nak atas dukungan kalian... Pesan² itu membuat air mata meleleh tanpa dapat kutahan. Itulah momen satu² nya saya menangis karena profesi yang mulia ini...
Don't cry mam... You are the best teacher for us...we love you... Itu salah satu pesan yang kuterima... Terus apakah aku berubah? Tidak sama sekali... Kucari beberapa teori, bahkan pengertian KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diluncurkan tahun 2004. Saya pahami itu...dan menurut pemikiran saya saat itu, tidak ada yang salah jika kita memahami apa yang disebut KBK, jika kita memahami apa itu pembelajaran, jika kita memahami apa itu karekteristik peserta didik yang heterogen, jika kita memahami banyak hal...
Dari pengalaman itu saya mengatakan bukan kurikulum nya yang salah, hanya pengimplementasiannya yang belum maksimal. Mengapa bisa terjadi? Karena perubahan kurikulum tidak diimbangi dengan perubahan paradigma pelaku pendidikan di lapangan.
Sekian tahun saya merasa sendiri...dan di tahun 2022 setelah 33 tahun saya menjadi guru...saya menemukan komunitas yang seide dan sejalan dengan saya melalui Bu Penni Ratnawati yang mengenalkan GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan) di acara RAPI MN15 tanggal 12 Januari 2022.
Berkah luar biasa, melalui postingan² di FB saya mbak Penni menawarkan untuk bergabung di grup wa GSM. Pada saat itu juga saya diberi kesempatan berbagi dengan guru² matematika se Nusantara. Pada saat itulah saya terpukau menyimak paparan Bu Novi Candra sebagai founder GSM. Sebenarnya saya sudah melakukan GSM sejak lama...sekarang semakin menguatkan pemikiran bahwa saya benar.
Malam tadi selasa, 22 Februari 2022 begitu menyimak pembicaraan dari Pak Muhammad Nur Rizal saya semakin terharu... Ya Allah semoga apa yang saya lakukan selama ini dapat menjadi ladang ibadah bagi saya dan murid-murid saya dimanapun kalian berada semoga menjadi orang yang baik sebagai anak yang selalu mendo'akan Bu guru...
Terima kasih Matematika Nusantara, terima kasih Gerakan Sekolah Menyenangkan, terima kasih orang-orang yang menginspirasi dan menjadi motivator bagi saya.
#gerakansekolahmenyenangkan
#gsm_indonesia
#matematikanusantara
#belajarberbagimemotivasimenginspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar