Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
10 Defenisi Filsafat
1. Filsafat menurut kamus Bahasa
Indonesia mempunyai arti:
- Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya.
- Teori
yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan.
- Ilmu
yang berintikan logika,estetika,metafisika dan epistemologi.
2. Plato (427 sm - 347 sm) seorang filsuf
yunani yang termasyhur murid socrates dan guru aristoteles, mengatakan:
filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli).
3. Aristoteles (384 sm - 322 sm) mengatakan :
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
4. Al-farabi (meninggal 950 m), filsuf muslim
terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
5. Immanuel kant (1724 - 1804), yang sering
disebut raksasa pikir barat, mengatakan : filsafat itu ilmu pokok dan pangkal
segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: ” apakah
yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika) ” apakah yang dapat kita
kerjakan? (dijawab oleh etika) ” sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab
oleh antropologi)
6. Prof.Dr.Ismaun,
M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya
secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,
universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang
hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
7. Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran ,
sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu
dialaminya kesungguhan..
8. Johann Gotlich Fickte (1762 - 1814) :
filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum,
yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari
kebenaran dari seluruh kenyataan.
9. Paul Nartorp (1854 – 1924) : filsafat
sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan
manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.
10. Harold H. Titus (1979) : (1) Filsafat
adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat
adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat
adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian (konsep); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian
manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
10 Defenisi lmu
1.
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurutmetode-metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di
bidang (pengetahuan) itu.
2.
The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian
aktivitas penelaahan yang mencari
penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris
mengenai dunia ini dalam berbagai seginya.
3.
Defenisi ilmu menurut Bahm (dalam Koento Wibisono, 1997)
adalah suatu kegiatan yang memenuhi enam
karakteristik, yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas
(activity), kesimpulan (conclution), dan pengaruh (effects).
4.
Daoed Joesoef (1987) menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu
pada tiga hal, yaitu produk, proses, dan masyarakat.
5.
Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunannya dari dalam.
6.
Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
7.
Ashley Montagu, Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan
bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal
yang sedang dikaji.
8.
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
9.
Harsojo, Guru besar antropolog di Universitas Pajajaran,
menerangkan bahwa ilmu adalah :
a.
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan.
b.
Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia
empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor, ruang dan waktu, dunia yang pada
prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia
c.
Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk :
“Jika..., maka...”.
10. Afanasyef, seorang
pemikir marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia
tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep,
kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan
pengalaman praktis.
10 Defenisi Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti
dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu
dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun
(2001).
1.
Robert Ackerman “philosophy of science in one
aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven
past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline
autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi
adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian
cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
2.
Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the value and significance of
scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi
metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya
ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
3.
A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions,
and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang
pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.).
4.
Michael V. Berry
“The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between
experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika
interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan
teori, yakni tentang metode ilmiah.).
5.
May Brodbeck “Philosophy
of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description,
and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan
filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
6.
Peter Caws “Philosophy
of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what
philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does
two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the
universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it
examines critically everything that may be offered as a ground for belief or
action, including its own theories, with a view to the elimination of
inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat,
yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada
seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak,
ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya
sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan
bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan
pada penghapusan ketakajegan.
7.
Stephen R. Toulmin
“As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the
elements involved in the process of scientific inquiry observational
procedures, patens of argument, methods of representation and calculation,
metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of
their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and
metaphysics”.
(Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).(Jujun S.Suriasumantri,1982).
(Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).(Jujun S.Suriasumantri,1982).
8.
The Liang Gie (Surajiyo,2008;46) mendefenisikan
filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala
segi dari kehidupan manusia
9.
Verhaak dan Haryono
(1989;12-13)
filsafat ilmu pengetahuan membahas sebab musabab pengetahuan dan menggali
tentang kebenaran, kepastian dan tahap-tahap nya, objektivitas, abstraksi,
intuisi dan juga pertanyaan mengenai darimana asalnya dan kemana arah
pengetahuan itu.
10.
Suriasumantri (1986;301-302)
filsafat ilmu adalah refleksi yang mengakar terhadap prinsip-prinsip ilmu. Prinsip
ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran universal yang lengket di dalam
ilmu yang pada akhirnya memberi jawaban terhadap keberadaan ilmu.
Berdasarkan
pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang
ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi
ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu
merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji
hakikat ilmu, seperti : Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana
ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi
dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan Ontologis)
Bagaimana
proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana
prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang
benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu? (Landasan epistemologis).
Untuk
apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional ? (Landasan aksiologis).
REFERENSI
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, ctk. Pertama. PT. Bumi Aksara:
Jakarta.
---------.2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, ctk. Keempat. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Suriasumantri,
Jujun. S, 1998. filsafat ilmu,
Pustaka Sinar Harapan: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar