Abstract
Classroom
action research aims to increase student
activity XII IPA.3 at SMAN 15 Palembang
in matrix material through online media of schoology. Implemented in the first semester of 2013/2014 with a sample of 43 students.
Activity observed was the presence of students, ask questions, respond or
answer questions or fill out a brief reflection,
provide solutions or fill sheet with an explanation of
structured reflection on schoology forum.
The study consisted
of two cycles
including planning, implementation,
and reflection. Data observations obtained in
the first cycle, students are
very active in the new category reached
1.2%, the active category
50%, and 48.8%
less active learning results in the second cycle, the number of students who are in the category of active
and very active
category reached an
average of 72.1% has gone through
a set of success criteria
at baseline is 70%.
From the test results also showed that
86% of students have
achieved mastery Minimum Criteria.
So it can be concluded that the use of online media of schoology can increase the students activity of the matrix material in XII IPA.3 SMAN15 Palembang. It is recommended that teachers can use online media of schoology in learning mathematics, students in order to familiarize themselves with a variety of media in order to be motivated and not boring. Schools are expected to develop online media of schoology good in mathematics and other subjects.
Keywords: Activities of students, Matrix, Schoology.
1.
Pendahuluan
Dalam
bidang pendidikan, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan berbagai cara seperti mengembangkan kurikulum, meningkatkan
kualitas guru melalui pelatihan-pelatihan atau memberi dana bantuan operasional
sekolah (BOS). Karena pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing di dunia
kerja dan memenangkan persaingan di era global. Sesuai dengan UU no. 20 tahun
2003 tentang pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa:“Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Namun
proses pendidikan tidak lepas dari peranan seorang guru. Guru mempunyai peranan
yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, sebab seorang
guru langsung berinteraksi dengan siswa di sekolah. Seorang guru bukan hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru juga merupakan agen pembaharuan
dan pembangunan masyarakat, agar siswa benar-benar mengerti dan memahami serta
dapat mengaplikasikan materi matematika yang sudah dipelajari. Maka sudah
seharusnya seorang guru mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan
pembelajaran berlangsung secara aktif, salah satunya dengan memperhatikan
metode dan media pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan
pengalaman penulis dan guru matematika lain, materi matriks adalah materi
esensial yang cukup disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari hasil ulangan
harian yang sebagian besar siswa telah mencapai nilai KKM. Namun ketika
menerapkan materi matriks dalam vektor dan transformasi geometri banyak menemui
kendala. Ternyata pembelajaran yang disukai dan mendapat nilai yang tinggi
tanpa proses yang memberikan pengalaman yang berarti menjadi tidak bermakna.
Ini terjadi karena guru kurang memfasilitasi siswa dengan metode dan media yang
dapat memberikan ruang pemahaman yang cukup.
Untuk
mengatasi kesenjangan tersebut, maka
penulis berusaha mencari metode dan media yang menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Sejalan dengan tuntutan era teknologi, penulis melihat siswa lebih menyenangi
hal-hal yang bersifat online. Hal ini
juga didasari pengalaman penulis ketika mengikuti diklat online yang
diselenggarakan PPPPTK Matematika, penulis banyak mendapatkan hal-hal positif
dan menguntungkan. Pertama, pebelajar menjadi tertarik karena online adalah hal yang menyenangkan.
Kedua, forum diskusi dapat dilaksanakan dengan efektif tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu. Ketiga, penilaian dapat
dilakukan secara online, sehingga
pebelajar lebih termotivasi.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis berminat dan merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Upaya Mengoptimalkan Materi Matriks di Kelas XII
IPA.3 SMAN 15 Palembang Melalui Media Online
Schoology”.
Rumusan Masalah
1)
Apakah dengan menggunakan media online Schoology, aktivitas siswa XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang
meningkat pada materi matriks?
2)
Apakah dengan menggunakan media online Schoology, siswa XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang memahami materi
matriks?
Tujuan
Penelitian
1)
Untuk meningkatkan aktivitas siswa XII
IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang pada
materi matriks dengan menggunakan media
online Schoology.
2)
Untuk melihat pemahaman siswa pada materi
matriks XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang menggunakan media online Schoology.
Manfaat
Penelitian
1)
Siswa. Menumbuhkan motivasi dan minat
belajar siswa sehingga pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan, agar tercapai
tujuan pembelajaran yang optimal.
2)
Guru. Merupakan salah satu alternatif
keterampilan mengajar, sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran
yang dapat membangun
kegiatan interaktif siswa
dalam pembelajaran matematika.
3)
Sekolah. Dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan acuan untuk memperkaya referensi guru-guru yang lain untuk
melakukan penelitian yang serupa.
Media Pembelajaran
Arsyad (2002) mengatakan “ media”
berasal dari bahasa latin medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar.
Darhim (1993) mengatakan“ media pembelajaran merupakan segala bentuk sarana
yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang
diharapkan”.
Dari dua pengertian di atas penulis
mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah sarana yang berfungsi untuk
menyampaikan tujuan pembelajaran dari guru ke siswa. Terdapat berbagai jenis
media pembelajaran, di antaranya adalah dalam bentuk media interaktif.
Media
pembelajaran mempunyai beberapa keunggulan yang dapat dipaparkan sebagai
berikut:
1) Menarik perhatian siswa.
2) Membantu untuk mempercepat
pemahaman dalam proses pembelajaran.
3) Memperjelas penyajian pesan
agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
4) Mengatasi keterbatasan ruang.
5) Pembelajaran lebih komunikatif
dan produktif.
6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
7) Menghilangkan kebosanan siswa dalampem belajaran.
8) Meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar.
9) Melayani gaya belajar siswa
yang beraneka ragam.
10) Meningkatkan kadar keaktifan siswa
atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Media Pembelajaran Online
Menurut Wkipedia, LMS atau Learning Management System adalah
aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan "online",
program pembelajaran elektronik (e-learning
program) dan isi pelatihan. Sebuah LMS yang kuat harus bisa melakukan hal
berikut:
1) Menggunakan layanan self-service
dan self-guided.
2) Mengumpulkan dan menyampaikan
konten pembelajaran dengan cepat.
3) Mengkonsolidasikan inisiatif
pelatihan pada platform berbasis web scalable.
4) Mendukung portabilitas dan
standar.
5) Personalisasi isi dan
memungkinkan penggunaan kembali pengetahuan.
Secara sederhana kita bisa menyebutnya
kegiatan pembelajaran berbasis internet.(Sumarna; 2013).
Media Schoology
Schoology adalah website yang memadu elearning
dan jejaring sosial. Konsepnya sama seperti edmodo, namun dalam hal elearning,
schoology mempunyai banyak kelebihan. Membangun elearning dengan schoology
lebih menguntungkan bila dibanding menggunakan moodle, karena tidak memerlukan hosting dan pengelolaan schoology lebih user friendly. Tentu fiturnya tidak selengkap moodle, namun untuk pembelajaran online di sekolah sudah sangat memadai.
Schoology
sangat cocok untuk guru
matematika, karena didukung penuh oleh LaTeX,
berbeda dengan edmodo yang harus
menambahkan kode tertentu untuk menggunakan LaTeX.
Dalam pembuatan soal pun didukung dengan editor, sehingga bisa diatur ukuran
font, perataan teks dan lain sebagainya. Untuk menyisipkan gambar pada soal
juga sangat mudah, berbeda dengan edmodo
yang harus dimasukkan ke library dulu
gambar yang akan disisipkan ke soal.
Schoology
memiliki konsep yang sama dengan Edmodo
(LMS + Social Networking), dan mendukung hampir semua fasilitas yang
didukung oleh Edmodo. Schoology
memiliki beberapa fasilitas lain yang tidak didukung oleh Edmodo dan praktisnya Schoology
tidak perlu instalasi hosting seperti
halnya Moodle. Sebetulnya Moodle yang berbasis cloud tanpa perlu instalasi hosting juga ada di www.mdl2.com tapi cukup banyak iklannya. Jadi kali ini kita akan
fokus pada bahasan Schoology. Adapun
fitur-fitur yang dimiliki oleh Schoology
sebagai berikut:
1) Courses (Kursus),
yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata pelajaran, misal mata pelajaran
Matematika, Fisika, dan lain sebagainya. Fasilitas Courses ini juga ada di Moodle.
2) Groups
(Kelompok), yaitu fasilitas untuk membuat kelompok. Fasilitas ini juga ada di Moodle maupun di facebook.
3) Resources
(Sumber Belajar).
Di dalam menu Course kita juga bisa membuat kuis/soal (ini yang tidak dimiliki
langsung oleh Facebook) yang jenisnya
banyak yaitu pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan isian singkat.
Bagusnya lagi kita bisa mengimport soal. Kelebihan soal online yang dimiliki oleh Schoolgy
adalah kita tidak perlu memeriksa pekerjaan siswa. Bentuk-bentuk penugasan pun
bisa dikerjakan siswa di rumah, guru tinggal mengontrol dari jarak jauh. Untuk
guru Matematika sangat dimanja dalam pembuatan soal di Schoology ini, yaitu dilengkapi dengan Symbol, Equation, dan Latex.
Jadi semua jenis soal yang mengandung gambar, simbol, dan equation dapat ditulis di Schoolgy.
Di dalam pembelajaran tentu ada guru dan siswa. Untuk memasukkan anggota
(siswa) yang ikut di kelas yang kita ampu kita cukup memberikan kode kepada
siswa-siswa yang kita ajar.
(Rochman; 2013).
(Rochman; 2013).
Aktivitas Siswa
Aktivitas
dapat
didefinisikan sebagai suatu situasi terjadinya sesuatu atau banyak hal dapat
dikerjakan. Pembelajaran matematika yang aktif di ruang kelas dapat dipahami
sebagai “melibatkan siswa melakukan sesuatu secara aktif berkaitan dengan apa
yang ingin dicapai dalam pembelajaran itu”.
Jenis aktivitas
banyak sekali macamnya, maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam
aktivitas tersebut. Menurut
Diedrich (dalam Hamalik, 2008) indikator yang menyatakan aktivitas siswa dalam
belajar mengajar, yaitu: 1)kegiatan-kegiatan
visual; membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain; 2)kegiatan-kegiatan lisan;
mengemukakan suatu prinsip atau fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan
interupsi; 3)kegiatan-kegiatan mendengarkan; mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan,
mendengarkan radio; 4)kegiatan-kegiatan menulis; menulis cerita, menulis
laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi
angket; 5)kegiatan-kegiatan menggambar; menggambar, membuat grafik, diagram
peta, pola; 6)kegiatan-kegiatan metrik; melakukan percobaan, memilih alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari,
berkebun; 7)kegiatan-kegiatan mental; merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan, membuat keputusan;
8)kegiatan-kegiatan emosional; minat, membedakan, tenang, berani.
Adapun aktivitas yang diamati pada penelitian adalah
aktivitas siswa pada forum schoology
yaitu hadir di forum diskusi, mengajukan pertanyaan, menanggapi atau menjawab
pertanyaan atau mengisi lembar refleksi secara singkat, memberikan solusi atau
mengisi lembar refleksi dengan penjelasan terstruktur.
Materi
Matriks dalam KTSP.
Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa
ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Adapun tujuan mata pelajaran matematika yang terdapat di
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:1)memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2)menggunakan penalaran pada pola
dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3)memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4)mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah; 5)memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. (Depdiknas, 2006).
Materi
matriks tercakup dalam ruang lingkup aljabar yang dipelajari pada kelas
XII IPA
semester gazal, dengan rincian :
Standar
Kompetensi:
3.
Menggunakan konsep matriks,
vektor,
dan transformasi pemecahan masalah.
Kompetensi
dasar:
1.1. Menggunakan sifat-sifat dan
operasi
matriks untuk menunjukkan bahwa suatu
matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain.
Materi
matriks dibagi menjadi beberapa
pertemuan, dengan tujuan pembelajaran yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1.
Materi dan Tujuan Pembelajaran
1
|
Penger
tian, notasi dan ordo matriks.
Kesamaan dua matriks.
Penjum
lahan dan pengurang
an dua matriks.
|
1.
Menjelaskan
pengertian matriks.
2.
Menyatakan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk matriks.
3.
Menuliskan
matriks dan notasinya.
4.
Menentukan
banyak baris dan kolom suatu matriks.
5.
Menentukan
ordo matriks.
6.
Menentukan
unsur-unsur matriks.
7.
Menentukan
transpose suatu matriks.
8.
Menyatakan
syarat kesamaan dua matriks.
9.
Menyatakan
matriks lawan dari suatu matriks.
10.
Menjumlah
dan mengurang matriks.
|
2
|
Perkalian
matriks dengan bilangan real
|
1.
Menentukan
perkalian matriks dengan bilangan real.
2.
Menemukan
sifat-sifat perkalian matriks dengan bilangan real.
3.
Menyelesaikan
permasalahan menggunakan perkalian matriks dengan bilangan real.
|
3
|
Pengertian
perkalian matriks, Syarat dua matriks dapat dikalikan, hasil perkalian dua
matriks
|
1. Menyusun tabel dari situasi masalah yang
diberikan.
2. Menyatakan tabel kedalam bentuk matriks.
3. Merumuskan hubungan matriks-matriks sebagai
bentuk perkalian.
4. Menentukan syarat agar dua matriks dapat
dikalikan.
5. Menentukan hasil perkalian dua matriks
|
4
|
Sifa-sifat
perkalian matriks, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian
matriks
|
1.
Menemukan
sifat-sifat perkalian matriks.
2.
Menentukan
perpangkatan matriks persegi
3.
Menyelesaikan
permasalahan menggunakan perkalian matriks
|
Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan
berhasil apabila jumlah siswa yang mendapat kategori aktif atau sangat aktif
mencapai 70% . Dengan kata lain bahwa 70% atau lebih
siswa sudah berpartisipasi melakukan aktivitas dalam pembelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
kajian teori, hipotesis penelitian
tindakan kelas ini adalah “Melalui media schoology,
aktivitas siswa pada materi matriks di XII IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang dapat ditingkatkan”.
2. Metodologi
Penelitian
Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian
dilakukan pada semester gazal tahun pelajaran 2013/2014, dengan
subjek penelitian siswa XII IPA.3 SMA
Negeri 15 Palembang yang berjumlah 43 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 31 perempuan.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2007). Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode classroomaction research atau penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai “aksi” atau tindakan yang
dilakukan oleh guru/penulis, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian
terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar
untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Depdiknas, 2003).
Desain Penelitian
Penelitian tindakan memiliki
desain yang berupa daur spiral dengan empat langkah utama, yaitu: perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari desain penelitian di bawah ini tampak
bahwa penelitian tindakan merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari
suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi yang
menuju ke arah yang semakin sempurna.
Perencanaan Tindakan Siklus I
Penulis melakukan analisis kurikulum untuk
mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
Mempersiapkan rencana pembelajaran berupa RPP.
i.
Memberikan permasalahan yang diunggah pada media
online schoology.
ii.
Siswa berdiskusi untuk memahami dan mencari solusi dari
permasalahan yang diberikan (dilakukan pada tiga tahap yaitu forum diskusi schoology, forum diskusi kelompok di kelas dan forum
diskusi schoology kembali).
iii.
Siswa
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya, dan ada diskusi
kelas untuk mencari suatu
kesimpulan.
iv.
Siswa kembali ke forum diskusi untuk menyelesaikan
permasalahan sebagai penguatan dari materi yang telah dipelajari.
v.
Siswa mengisi lembar refleksi pada forum refleksi schoology.
Mempersiapkan
lembar observasi aktivitas siswa.
Lembar observasi
dibuat untuk melihat aktivitas siswa pada forum media schoology, yang terdiri dari beberapa tahapan.
Diskusi
1; adalah diskusi yang dilakukan siswa
setelah mempelajari LKS secara individual, jadi topiknya benar-benar diajukan
oleh siswa sebagai sarana untuk memahami materi pada LKS. Setelah itu dilanjutkan diskusi kelompok di
kelas sebagai ajang untuk menyatukan pendapat individu. Kemudian ada presentasi
dan diskusi kelas untuk mengambil suatu kesimpulan.
Diskusi
2; adalah ajang untuk mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dapat berupa
soal ataupun keterampilan tertentu.
Forum
refleksi; adalah tempat siswa menuliskan refleksi setelah mempelajari LKS, agar
pembelajaran berikutnya semakin baik.
Lembar
observasi tersebut diberikan penilaian untuk setiap forum pada tahapan diskusi
dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 2.
Skor Aktivitas Siswa
No
|
Aktivitas
Siswa
|
Skor
Penilaian
|
1
|
Hadir di forum diskusi
|
80 - 85
|
2
|
Mengajukan pertanyaan
|
86 - 90
|
3
|
Menanggapi / menjawab pertanyaan/
mengisi lembar refleksi secara singkat
|
91 - 95
|
4
|
Memberikan solusi/ mengisi lembar
refleksi dengan penjelasan terstruktur
|
96 - 100
|
Menyusun Lembar Kerja Siswa.
Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang disusun berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan materi matriks. Ada beberapa tahapan pada LKS yaitu pengetahuan
prasyarat, pemecahan masalah perindividu dan kelompok,presentasi dalam rangka
pengambilan kesimpulan secara klasikal, membuat rangkuman, latihan individual
serta lembar refleksi.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan.
Pengamatan/Pengumpulan Data
Siklus I
Kegiatan
ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada
tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat
serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan
alat bantu lembar pengamatan.
Refleksi Siklus I
Hasil
yang diperoleh dalam tahap pengamatan dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil
analisis, penulis dapat merefleksi diri, apakah kegiatan yang telah dilakukan
sudah ada peningkatan, dan dimana kekurangan yang harus diperbaiki.
Revisi Tindakan Siklus I
Dari
hasil Refleksi siklus I dilakukan Perencanaan Tindakan siklus II, Pelaksanaan
Tindakan silkus II, Pengamatan/Pengumpulan Data siklus II, Refleksi siklus II
dan seterusnya sampai skenario pembelajaran dapat diselesaikan.
3. Teknik
Pengumpulan Data
Data
tentang keaktifan siswa pada lembar
observasi, diberikan penilaian berdasarkan postingan dan kualitas postingan
tersebut.
Tabel 3.
Skor Aktivitas Siswa
Skor Aktivitas Siswa
|
Kategori
|
94 -
100
|
Sangat
Aktif
|
87 -
93
|
Aktif
|
80 -
86
|
Cukup
Aktif
|
|
Kurang
Aktif
|
(Modifikasi Djaali, 2008)
Teknik Analisis Data
Data
yang diperoleh dalam penelitian ini berupa
data kualitatif yang diperoleh
dari hasil observasi, kemudian
dianalisis setiap akhir pertemuan disetiap siklus.
4. Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 di SMA Negeri 15 di kelas XII IPA.3 dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa,
terdiri dari 12 laki-laki dan 31
perempuan.
Dalam pembelajaran ini, diberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang diunggah di media schoology untuk
diunduh dan dicetak oleh siswa secara individual. Kemudian siswa mendiskusikan masalah-masalah
pada LKS tersebut pada forum diskusi yang disediakan di media schoology. Berikutnya dilanjutkan di
kelas, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok
membahas permasalahan yang ditentukan (melalui undian). Kemudian kelompok
terpilih mempresentasikan jawaban mereka untuk didiskusikan secara klasikal.
Hasil diskusi dijadikan bahan untuk membuat suatu kesimpulan.
Tahap berikutnya untuk pemantapan konsep, siswa
mengerjakan soal-soal secara individual dan mendiskusikannya di forum schoology serta mengirimkan isian lembar refleksi sebagai umpan balik untuk pembelajaran
berikutnya.
Hasil
Penelitian Siklus I
Pembelajaran
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu tanggal 17 dan 21 Oktober 2013.
Pada pertemuan pertama ini, siswa
diberikan LKS untuk menyelesaikan
masalah-masalah
yang berkaitan dengan pengertian, notasi dan ordo matriks, kesamaan dua
matriks, penjumlahan dan pengurangan dua matriks. Sedangkan pada pertemuan
kedua, siswa diberikan LKS untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan perkalian matriks dengan bilangan real serta sifat-sifatnya.
Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 Siklus I
Pada pertemuan pertama siklus I ini, pembelajaran belum berjalan dengan
baik. Siswa yang hadir pada forum diskusi baru 8 orang mewakili kelompok saja.
Suasana kelas belum terbiasa dengan pola
belajar menggunakan diskusi. Siswa masih belum terbiasa menyelesaikan masalah
untuk memahami suatu konsep dan belum bisa bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan karena pembelajaran secara berkelompok jarang
sekali dilakukan, apalagi dengan diberikan suatu permasalahan untuk
didiskusikan. Siswa masih banyak yang bersikap pasif dan belum berperan aktif
dalam diskusi kelompoknya. Selain itu siswa juga belum terbiasa mengeluarkan
pendapat dan ide dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Siswa sudah terbiasa
dengan pembelajaran secara prosedural, seperti mendengarkan penjelasan guru,
mencatat materi yang diberikan guru dan menyalin contoh soal.
Pada siklus I pertemuan 1 ini, diskusi
menyelesaikan masalah pada LKS belum berjalan seperti yang diharapkan, karena
pada setiap kelompok rata-rata masih didominasi oleh 1 atau 2 orang siswa saja
yang benar-benar mengerjakan LKS tersebut, sedangkan yang lain hanya mencontoh
dan menyalin pekerjaan temannya. Pada diskusi kelompok, hanya beberapa siswa
yang berani mengeluarkan pendapat dan
berani mewakili kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa yang lain lebih banyak diam dan
menyimak.
Hasil
Pengamatan Pertemuan 2 Siklus I
Pada
pertemuan kedua siklus I ini, siswa mulai agak bisa mengikuti pembelajaran
menggunakan media schoology. Diskusi
dalam kelompok mulai berjalan dengan semakin banyak siswa yang terlibat dalam
tanya jawab. Begitu juga saat presentasi kelompok dan tanggapan dari kelompok
lain, muncul wajah-wajah baru. Ini menandakan bahwa pembelajaran semakin aktif
dan baik.
Analisis Data
Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 4.
Analisis
Data Hasil Observasi Siklus I
Kategori
|
Pertemuan 1
|
Pertemuan 2
|
Ket
|
||
Jmlh Siswa
|
|
Jmlh Siswa
|
|
||
Sangat Aktif
|
1
|
2,3
|
0
|
0
|
|
Aktif
|
7
|
16,3
|
36
|
83,7
|
|
Cukup Aktif
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Kurang Aktif
|
35
|
81,4
|
7
|
16,3
|
|
Tabel 5.
Analisis Hasil Tes dan Ketuntasan Klasikal pada Siklus I
Jmlh
Siswa
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
Ketuntasan
Klasikal
|
43
|
30
|
13
|
70%
|
Hasil tes pada evaluasi siklus I menunjukkan bahwa
70% siswa mencapai nilai KKM. Ini dapat dikatakan cukup
berhasil karena merupakan evaluasi pertama materi matriks, bisa dikatakan masih
tahap pemanasan.
Refleksi Tindakan
Siklus I
Kelemahan-kelemahan dari pembelajaran siklus I,
antara lain:
1) Masalah Penggunaan Media Schoology, yaitu dalam menggunakan
fasilitas pada media schoology.
Penulis membuat grup untuk kelas yang diampu, ini mengakibatkan fasilitas
kurang maksimal misalnya penilaian tidak bisa otomatis secara online.
2) Masalah dalam penyusunan LKS.
LKS
Matriks ini penulis susun secara bertahap, seminggu sebelum digunakan oleh siswa.
Jadi belum sempat melaksanakan tahap validasi, jadi terkadang setelah diunggah
oleh siswa baru ditemukan beberapa kekeliruan.
3) Masalah Pembelajaran di Kelas.
LKS
ini hanya diunggah di
Schoology dan siswa mencetak sendiri.
Kenyataan ketika di kelas masih banyak siswa yang belum sempat mencetak LKS
tersebut. Hal ini berakibat ketika menyelesaikan soal secara individu agak
kesulitan.
Dari kelemahan-kelemahan yang
ditemui pada siklus I, maka
penulis
perlu melakukan perbaikan
perbaikan pada siklus II,
yaitu:
1) Meningkatkan penggunaan
fasilitas pada media schoology.
Penulis membuat kembali kelompok belajar yang baru dengan menggunakan fasilitas
courses. Sehingga penilaian dapat
dilakukan secara online dan langsung
bisa dilihat oleh siswa.
2) Membuat forum diskusi yang
lebih terstruktur, yaitu forum diskusi 1 dilaksanakan setelah siswa mengunggah
dan mencetak LKS agar pelaksanaan di kelas lebih efisien. Forum diskusi 2
ditampilkan setelah pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai ajang pemantapan
materi.
3) Memberikan motivasi kepada
siswa yang belum ikut menyumbangkan ide dalam forum diskusi, salah satunya
dengan memberi nilai pada setiap postingan yang dilakukan secara online, sehingga setiap siswa dapat
memantau nilainya setiap saat.
4) Membuat forum refleksi sebagai
sarana siswa memberikan pendapatnya pada lembar refleksi.
Hasil
Penelitian Siklus II
Siklus II, mempelajari materi Pengertian perkalian
matriks, Syarat dua matriks dapat dikalikan, hasil perkalian dua matriks dan
Sifa-sifat perkalian matriks, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perkalian matriks. Penelitian dilaksanakan dua pertemuan, yaitu tanggal 28 dan
31 Oktober 2013. Dalam pembelajaran
siklus II ini siswa diberikan LKS buatan penulis sebagai guru.
Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 Siklus II
Pada
pertemuan 1 siklus II ini, pelaksanaan pembelajaran sudah semakin
baik.Terlihat dari aktivitas yang
dilakukan oleh siswa pada forum diskusi berupa kehadiran, kegiatan menanya,
menanggapi, menjawab pertanyaan maupun memberikan solusi.
Hasil Pengamatan
Pertemuan 2 Siklus II
Pertemuan
2 siklus II, peningkatan keaktifan siswa difokuskan pada kualitas forum
diskusi. Siswa bukan hanya bertukar pikiran, tetapi berani mengemukakan alasan
dengan memberikan berbagai sumber, misalnya dari buku ataupun dari web tertentu. Ini tentunya sangat
membanggakan, karena melalui pembelajaran matematika, siswa belajar banyak hal.
Tentunya ini memberikan pengalaman yang sangat berharga, sehingga ada sesuatu
yang akan diingat dan menjadikan pembelajaran matematika menjadi bermakna.
Analisis Data
Hasil Penelitian Siklus II
Tabel 6.
Data Hasil
Observasi Siklus II
Kategori
|
Pertemuan 1
|
Pertemuan 2
|
Ket
|
||
Jmlh
Siswa
|
|
Jmlh
Siswa
|
|
||
Sangat Aktif
|
7
|
16,3
|
17
|
39,5
|
|
Aktif
|
18
|
41,9
|
20
|
46,5
|
|
Cukup Aktif
|
10
|
23,3
|
1
|
2,3
|
|
Kurang Aktif
|
8
|
18,5
|
5
|
11,7
|
|
Tabel
7.
Hasil
Tes dan Ketuntasan Klasikal pada Siklus
II
Jmlh
Siswa
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
Ketuntasan
Klasikal
|
43
|
37
|
8
|
86%
|
Dari
hasil belajar pada siklus II, siswa yang berada pada kategori aktif dan kategori sangat aktif
mencapai
rata-rata sebesar 72,1% artinya telah mencapai kriteria keberhasilan yang
ditetapkan pada awal penelitian yaitu 70%. Dari hasil tes juga menunjukkan
bahwa 86% siswa telah mencapai KKM. Dengan demikian tujuan penelitian sudah
tercapai pada siklus II dan penelitian ini tidak dilanjutkan lagi pada tindakan
siklus III.
Refleksi Tindakan
Siklus II
Kelemahan-kelemahan
dari pembelajaran siklus II, antara lain:
1) Guru belum maksimal dalam memotivasi
siswa untuk lebih aktif, sehingga pada saat mengerjakan LKS masih ada siswa
yang masih menunggu temannya mencari penyelesaian dari masalah yang diberikan.
2) Guru belum maksimal dalam
memotivasi dan membimbing siswa dalam berdiskusi, sehingga masih ada siswa yang
belum bisa mengeluarkan pendapat dan ide mereka untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan.
Berdasarkan
hasil catatan observasi
(pengamatan)
dan hasil belajar yang
diperoleh
pada siklus II, dilakukan
refleksi
sebagai berikut:
1) Memberikan motivasi kepada
siswa yang belum aktif dalam pembelajaran dan mempunyai rasa percaya diri untuk
menyelesaikan suatu masalah.
2) Memberikan bimbingan kepada
siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat dan ide mereka agar dapat berpatisipasi
secara aktif dalam forum schoology.
Perkembangan Hasil Tindakan
pada Siklus I dan Siklus II
Tabel 8.
Hasil Tindakan
pada Siklus I dan Siklus II
Kategori
|
Siklus I
|
Rata-Rata
(
|
Siklus II
|
Rata-Rata
(
|
Pening
katan
|
||
1
(
|
2
(
|
1
(
|
2
(
|
||||
Sangat Aktif
|
2,3
|
0
|
1,2
|
16,3
|
39,7
|
27,9
|
6,7
|
Aktif
|
16,3
|
83,7
|
50
|
41,9
|
46,5
|
44,2
|
-5,8
|
Cukup Aktif
|
0
|
0
|
0
|
23,3
|
2,3
|
12,8
|
12,8
|
Kurang Aktif
|
81,4
|
16,3
|
48,8
|
18,5
|
11,7
|
15,1
|
-33,7
|
Berdasarkan tabel di atas,
peningkatan 6,7pada kategori sangat aktif menunjukkan bahwa
kualitas dalam diskusi meningkat, cukup banyak siswa yang sudah berani dan mau
memberikan tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan, bahkan sudah bisa
memberikan solusi. Yang terpenting adalah jumlah siswa pada kategori aktif atau
sangat aktif telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 72,1 (
kriteria keberhasilan = 70 ).
Maka disimpulkan bahwa penelitian ini sudah berhasil dan tidak dilanjutkan
lagi.
Pembahasan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan tindakan pada
siklus I, secara keseluruhan proses pembelajaran menggunakan media online schoology dipadukan dengan
diskusi dan presentasi pada pertemuan tatap muka di kelas menunjukkan kemajuan
yang berarti. Semua aktivitas sudah meningkat baik dari jumlah responden,
jumlah postingan ataupun kualitas isi diskusi yang ditunjukkan oleh peningkatan
skor penilaian. Walaupun masih banyak kekurangan, namun diperbaiki untuk
pelaksanaan siklus II yang lebih baik.
Hasil pengamatan tindakan pada siklus II, secara
keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan media online schoology mengalami peningkatan untuk setiap aktivitas
siswa. Siswa mulai terbiasa dan menyenangi langkah-langkah pembelajaran yang
diberikan. Hal ini juga terlihat dari hasil refleksi yang dituliskan siswa yang
diunggah di forum schoology.
Simpulan dan
Saran
Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Pembelajaran
melalui media online schoology dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada materi matriks di XII
IPA.3 SMA Negeri 15 Palembang. Hal ini bisa dilihat dari adanya peningkatan aktivitas siswa pada
kategori aktif maupun sangat aktif.
Saran
Bagi
guru matematika, sebaiknya menggunakan media schoology dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan aktivitas siswa, sehingga
pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna serta dapat membangun pendidikan
karakter bangsa.
Bagi
siswa agar membiasakan diri dengan
pembelajaran menggunakan berbagai
media.
Bagi
sekolah, Agar dapat menggunakan media
schoology ini, khususnya mata
pelajaran matematika, dan untuk mata
pelajaran
lainnya.
Daftar Pustaka
Arsyad,
Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Darhim.
(1993). Workshop Matematika. Jakarta:
Depdikbud.
Djaali
dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam
Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Depdiknas.
2003. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
................. 2006. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan.
Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rochman,Moch.Fatkoer.2013.Video Tutorial Schoology. http://www.mathzone.web.id/2013/11/ video-tutorial-schoology.html. Diakses pada tanggal 3
november 2013.
Sugiyono.
2007. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarna.
A Sisdianto. 2013. Schoology Alternatif
Baru Pembelajaran Online.
http://aantomatika.blogspot.com/2013/10/schoology-alternatif-baru-pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar